I.
latar Belakang
Abad pertengahan di Eropa sering disebut zaman kemunduran jika
dibandingkan dengan zaman klasik (Yunani-Romawi). Sebaliknya Negara-negara Arab
pada abad pertengahan mengalami kemajuan, namun akhirnya negeri itu sedikit
demisedikit mengalami kemerosotan.dalam bidang kebudayaan dan kekuasaan Setelah
perang maladki pada tahun 463 H / 1071 M, yang dimenengkan oleh orang-orang
saljuk dengan kemenangan yang paling gemilang atas Romawi, pengaruh kemenangan
ini terus meluas ke negeri Anatolia dan kemudian jatuh ketangan
mongolia.bersamaan lemahnya Mongolia, pemerintahan saljuk Romawi terpecah
menjadi beberapa pemerintahan dengan kondisi yang lemah dan saling bertikai.
Pemerintahan Usmaniyah lalu menguasainya pada waktu yang berbeda, kemudian
menyatukan wilayah ini dibawah benderanya
Rentang sejarah antara tahun 923-1342 H dari sejarah Islam
merupakan masa Usmaniyah. Hal ini karena kekuasaan Usmaniyah merupakan periode
terpanjang dari halaman sejarah Islam. Selama 5 abad pemerintahan Usmaniyah
telah memainkan peran yang pertama dan satu-satunya dalam menjaga dan
melindungi kaum muslim. Usmaniyah merupakan pusat khalifah Islam yang terkuat
pada masa itu, bahkan merupakan Negara paling besar di dunia Sekalipun telah
muncul pada tahun 699 H / 1299 M, namun pemerintahan ini belum menjadi
khalifah. Orang-orang Usmaniyah belum mengumumkan kekhalifahan mereka, hingga
akhirnya khalifah Abbasiyah di kairo menyerahkan kepada mereka kekhalifahannya
pada tahun 923 H / 1517 M.
Di Negara- Negara Arab pada masanya, kerajaan turki usmani
merupakan kerajaan terbesar dan peling lama berkuasa, bralangsung selama enam
abad lebih (1281-1924 M). pada masa pemerintahan turki Usmani, para sultan
bukan hanya merebut negri-negri Arab, tetapi juga seluruh wilayah kaukasus dan
wina bahkan sampai ke balkan. Dengan demikian tumbuhlah pusat-pusat Islam di Trace,
Mecodonia, dan sekitarnya Eksistensi kerajaan turki Usmani sangnat
diperhitungkan oleh ahli-ahli politik barat. Hal ini didasarkan pada realita
sejarah bahwa selama berabad-abad kekuasanya, turki telah memberikan kontribusi
yang besar terhadap perkembangan peradaban, baik dikawasan Negara-negara Arab,
Asia bahkan Erop
II.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Letak Geografis Negara turki?
2.
Bagaimana kondisi ekonomi, sosial, politik, dan budaya di Turki?
3.
Bagaimana sejarah masuknya islam di turki?
III.
Pembahasan
A.
Turki
Negara Turki adalah negara di dua benua. Dengan luas wilayah
sekitar 814.578 kilometer persegi, 97% (790.200 km persegi) wilayahnya terletak
di benua Asia dan sisanya sekitar 3% (24.378 km persegi) terletak di benua
Eropa. Posisi geografi yang strategis itu menjadikan Turki jembatan antara
Timur dan Barat. Bangsa Turki diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Secara
historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia, peradaban Islam,
Arab dan Persia sebagai warisan dari Imperium Usmani dan pengaruh negara-negara
Barat Modern. Hingga saat ini bangunan-bangunan bersejarah masa Bizantium masih
banyak ditemukan di Istanbul dan kota-kota lainnya di Turki. Yang paling
terkenal adalah Aya Sofya, suatu gereja di masa Bizantium yang berubah
fungsinya menjadi masjid pada masa Khalifah Usmani dan sejak pemerintahan
Mustafa Kemal hingga kini dijadikan musium.
Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan
yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Usmani. Islam
di masa kekhalifahan diterapkan sebagai agama yang mengatur hubungan antara
manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT sebagai Khalik, Sang Pencipta, dan
juga suatu sistem sosial yang melandasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Islam yang muncul di Jazirah Arab dan telah berkembang lama di wilayah Persia,
berkembang di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan membawa peradaban dua
bangsa tersebut. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan pengaruh yang kuat kedua
peradaban tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki. Kondisi ini menimbulkan
kekeliruan pada masyarakat awam yang sering menganggap bahwa bangsa Turki sama
dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan
oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19. Selanjutnya
arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya
Barat yang dianggap modern. Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah
yang telah mewarnai identitas masyarakat Turki.
Masyarakat Indonesia mengenal Turki sebagai suatu negara
berpenduduk mayoritas Muslim. Kita juga mengenal Turki sebagai bangsa yang
pernah memimpin dunia Islam selama tujuh ratus tahun, dari permulaan abad ke-13
hingga jatuhnya Kekhalifahan Usmani pada awal abad ke-20. Fenomena kehidupan
masyarakat Turki menjadi menarik ketika negara Turki yang berdiri tahun 1923
menyatakan sebagai sebuah negara sekuler, di mana Islam yang telah[1]
berfungsi sebagai agama dan sistem hidup bermasyarakat dan bernegara selama lebih
dari tujuh abad, dijauhkan peranannya dan digantikan oleh sistem Barat.
1.
Asal mula kerajaan turki\
Bangsa Turki mempunyai dua dinasti yang berhasil mengukir sejarah
dunia. Pertama, dinasti turki saluk dan kedua dinasti turki utsmani. Namun
akhirnya kerajaan turki saljuk hancur oleh seragan pasukan mongol, yang
nantinya merupakan moment terbentuknya dinasti turki utsmanI Kerajaan Turki
Usmani muncul di pentas sejarah Islam pada periode pertengahan. Masa kemajuan
Dinasti ini dihitung dari mulai digerakkannya ekspansi ke wilayah baru yang
belum ditundukkan oleh pendahulu mereka. keberhasilan mereka dalam memperluas
wilayah kekuasaan tersebut.
Pendiri dari kerajaan Turki ini adalah bangsa Turki dari kabilah
Qayigh Oghus salah satu anak suku Turki yang mendiami sebelah barat gurun Gobi,
atau daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina, yang dipimpin oleh Sulaiman.
Dia mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa mongol yang
menyerang dunia Islam yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Khawarizm pada
tahun 1219-1220. Sulaiman dan anggota sukunya lari ke arah Barat dan meminta
perlindungan kepada Jalaluddin, pemimpin terakhir Dinasti Khawarizm di
Transoxiana (maa wara al-Nahr). Jalaluddin menyuruh Sulaiman agar pergi kearah
Barat (Asia Kecil). Kemudian mereka menetap di sana dan pindah ke Syam dalam
rangka menghindari serangan mongol Pada abad ke-13 saat Chengis Khan mengusir
orang-orang Turki dan Khurasan dan sekitarnya. Kakeknya Usman, yang bernama
Sulaeman bersama pengikutnya bermukim di Asia Kecil. Setelah reda serangan
Mongol terhadap mereka, Sulaeman menyeberangi Sungai Efrat (dekat Allepo).
Namun, ia tenggelam empat putera Sulaeman yang bernama, Shunkur, Gundogdur,
al-Thugril, dan Dundar. Dua puteranya yang pertama kembali ke tanah air mereka.
Sementara dua yang terakhir bermukim didaerah Asia Kecil.
Kelompok kedua ini berjumlah 400 kepala keluarga yang dipimpin oleh
Ertugril (Erthogrol) ibn Sulaiman. Mereka mengabdikan dirinya kepada Sultan
Alauddin II dari Dinasti Saljuk Rum yang pusat pemerintahannya di Kuniya,
Anatolia Asia Kecil.
Pada
saat itu, Sultan Alauddin II sedang menghadapi bahaya peperangan dari bangsa
Romawi yang mempunyai kekuasaan di Romawi Timur (Byzantium). Dengan bantuan
dari bangsa Turki pimpinan Erthogrol, Sultan Alauddin II dapat mencapai
kemenangan. Atas jasa baik tersebut Sultan menghadiahkan sebidang tanah yang
berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu Erthogrol terus membina wilayah barunya
dan berusaha memperluas wilayahnya dengan merebut wilayah Byzantium.
Pada tahun 1288 Erthogrol meninggal dunia, dan meninggalkan
putranya yang bernama Usman, yang diperkirakan lahir pada 1258 M. usman inilah
yang ditunjuk oleh Erthogrol untuk meneruskan kepemimpinannya dan disetujui
serta didukung oleh Sultan Saljuk pada saat itu. Nama Usman inilah yang nanti
diambil sebagai nama untuk Kerajaan Turki Usmani. Usman ini pula yang dianggap
sebagai pendiri Dinasti Usmani. Sebagaimana ayahnya, Usman banyak berjasa
kepada Sultan Alauddin II. Kemenangan-kemenangan dalam setiap pertempuran dan
peperangan diraih oleh Usman. Dan berkat keberhasilannya maka benteng-benteng
Bizantium yang berdekatan dengan Broessa dapat ditaklukkan. Keberhasilan Usman
ini membuat Sultan Alauddin II semakin simpati dan banyak memberi hak istimewa
pada Usman. Bahkan Usman diangkat menjadi gubernur dengan gelar Bey, dan
namanya selalu disebut dalam do’a setiap khutbah Jum’at. Penyerangan Bangsa
Mongol pada tahun 1300 ke wilayah kekuasaan Saljuk Rum mengakibatkan
terbunuhnya Sultan Saljuk tanpa meninggalkan putra sebagai pewaris kesultanan.
Dalam keadaan kosong itulah, Usman memerdekakan wilayahnya dan bertahan
terhadap serangan bangsa Mongol. Usman memproklamirkan kemerdekaan wilayahnya
dengan nama Kesultanan Usmani Pada awalnya Kerajaan Turki Usmani hanya memiliki
wilayah yang sangat kecil, namun dengan adanya dukungan militer, tidak berapa
lama Usmani menjadi kerajaan yang sangat besar dan bertahan dalam kurun waktu
yang lama. Setelah Usmani meninggal pada 1326, puteranya Orkhan (Urkhan) naik
tahta pada Usia 42 tahun.
Pada periode ini tentara
islam pertama kali masuk Eropa. Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga
pasukan utama tentara. Pertama tentara sipahi (tentara reguler) yang
mendapatkan gaji pada tiap bulannya. Kedua, tentara Hazeb (tentara ireguler)
yang digaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang (Mal al-Ghanimah). Ketiga tentara jenisari
direkrut pada saat berumur 12 tahun, kebanyakan adalah anak-anak kristen yang
dibimbing Islam dan disiplin yang kuat.
Sejak saat itu, dalam sejarah Islam terdapat dua jabatan penting
yang dikuasai oleh seorang penguasa. Yaitu, sebagai sultan untuk kekuasaan
Turki dan sebagai khalifah bagi seluruh dunia Islam. Sepeninggal Salim I
digantikan Sulaiman Agung 1520-1566 M, ia sebagai penguasa Usmani yang berhasil
membawa kejayaan Islam. Ia dijuluki sebagai Sulaeman al-Qanuni. Sulaeman bukan
hanya sultan yang paling terkenal dikalangan Turki Usmani, akan tetapi pada
awal ke-16 ia adalah kepala negara yang paling terkenal di dunia. Ia
seorang penguasa yang saleh, ia mewajibkan rakyat muslim harus shalat lima kali
dan berpuasa dibulan Romadhon, jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai
denda namun juga sangsi badan. Sulaiman juga berhasil menerjemahkan al-Qur’an
dalam bahasa turki.
Sekitar
dua pertiga abad setelah didirikan di Anatolia pada 1300 dengan mengorbankan
kekaisaran Bizantium, dan didirikan di atas reruntuhan kerajaan Saljuk,
kerajaan Turki Utsmani hanyalah sebuah emirat di daerah perbatasan. Negara ini
selalu diliputi suasana peperangan dan pada saat itu senantiasa dalam keadaan
genting. Ibukota negara ini, pertama kali didirikan pada 1326, adalah Brusa
(Bursa). Mendekati 1366, emirat itu telah berkembang lebih stabil, mendapatkan
pijakan yang lebih kokoh di daratan Eropa, dan berkembang menjadi sebuah
kerajaan besar dengan Adrianopel (Edirna) sebagai ibukotanya. Penaklukan
Konstantinopel pada 1453 yang dipimpin oleh Muhammad II, Sang Penakluk
(1451-1481) secara formal mengantarkan negara ini pada satu era baru yaitu era
kerajaan. Periode kerajaan utsmani
Selama
masa kesultanan Turki Usmani (1299-1942 M.) sekitar 625 tahun berkuasa tidak
kurang dari 38 Sultan
B.
Sistem Ekonomi
Republik Turki sejak 90 tahun yang lalu dikenal sebagai negara
sekuler kemudian jangka waktu 90 tahun dimasa era Turki modern pertumbuhan
ekonomi negeri itu juga pernah mengalami masa keemasaan di era Presiden Mustafa
Kemal Ataturk yakni ekonomi liberal .Pasca presiden Attaturk ekonomi Republik
Turki terus mengalami pertumbuhan pesat terutama dalam bidang jasa,industri
seperti industri tekstil,otomotif,industri minyak maupun pertanian kemudian
perkembangan selanjutnya sektor pariwisata juga berkembang sangat pesat apalagi
letak geografis Republik Turki berada di dua benua :benua Eropa, asia barat
daya serta di jalur perdagangan yang terkenal sejak dulu kala dipadu keindahan
alam Turki yang memukau seperti kota-kota di Turki,pantai ,kuliner dan sistem
tranportasi yang modern .Pada masa pemerintahan berikutnya yakni PM Erdogan
ekonomi Republik Turki mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi. 10 tahun
terakhir rata-rata pertumbuhan ekonomi negeri Turki mencapai 5% pertahun dengan
income penduduk Turki $5000 dollar dan lebih fenomenalnya lagi ekonomi Turki
terbesar keempat di Eropa yang diduga tak terpengaruh oleh krisis di zona Eropa.
Catatan yang tak kalah menarik tentang ekonomi Republik Turki
adalah kehidupan masyarakat Turki sudah sangat maju dan mampu menyamai
negara-negara di Zona Eropa dan mengunjungi Kawasan Turki pun tidak sembarang
orang dapat minum beralkohol atau [4]merokok
.Begitulah potret ekonomi Republik Turki di Era pemerintahan Erdogan yang
dipandang mampu membawa Turki dari kondisi ekonomi terpuruk pada tahun 2001,
meski pertumbuhan ekonomi Republik Turki terbilang sangat tinggi menurut
Presiden Turki Abdullah Gul, Turki akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar di
Eropa dalam 10 tahun mendatan serta menjadi negara dengan perekonomian terbaik
pada tahun 2050. Ternyata sang perdana mentri Erdogan tidak puas dengan keadaan
ekonomi Turki sekarang ini .Sang Perdana Menteri terus mengadakan manuver
politik memang Erdogan dikenal sebagai ahli management serta ekonom sehingga
tak heran berkat keahliannya Erdogan kondisi ekonomi terus membaik secara
significant.Tingkat pertumbuhan ekonomi Republik Turki dalam satu dekade
terakhir begitu tinggi diakui oleh Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, bahkan Ia
memuji Turki telah membuat langkah besar dalam mewujudkan perekonomian dunia
berkat track record yang kuat dari manejemen makro ekonomi dan reformasi
strukturaknya.Tingkat pertumbuhan ekonomi Republik Turki maju karena pemerintah
Erdogan tidak segan mengadakan kerjasama ekonomi dengan negara asia atau Eropa
atau negara-negara Islam.
terutama dalam bidang
perdagangan dan lainnya sehingga Turki juga negara pengekspor yang handal
dikawasan Eropa .Sayang keadaan ekonomi Turki mulai goyah makin terpuruk sejak
terjadi aksi protes besar-besaran sejak beberapa bulan lalu yang berujung aksi
protes anti pemerintah Erdogan,tetapi ditengah gejolak politik Turki yang
membara pertumbuhan ekonomi Turki tetap stabil mengingat kota Istanbul ibukota
negara Turki sangat maju tingkat ekonominya sehingga tidak berpengaruh besar
terhadap ekonomi Turki .Sementara pemerintah Turki terus mengembalikan kondisi
ekonomi Turki dari dampak gejolak politik yakni mengembangkan perbankan syariah
,menjalinkan kerjasama dengan negara-negara Islam.Ekonomi Turki di era Erdogan
menunjukkan fenomena luar biasa dan mampu membuka mata dunia bahwa Turki adalah
negara adi kuasa baru dibumi Eropa setelah negara Amerika, meski Turki dibawah
bayang-bayang krisis Eropa tetapi ekonomi Turki tidak banyak terpengaruh malah
kini Turki tengah membangun megaproyek yang dikelola oleh pemerintah Erdogan
mulai Terowongan diselat Marmar,terusan di kawasan kota Istanbul,pembangunan
bandara supermodern dan lainnya.Gejolak politik Turki yang kini menggoyang
pemerintahan Erdogan beberapa bulan lalu dan berubah menjadi aksi protes anti
pemerintah Erdogan ternyata tidak banyak berpengaruh atau berdampak terhadap
pertumbuhan ekonomi maupun kehidupan masyarkat Turki.
Masyarakat Turki merupakan salahsatu dari masyarakat timur tengah
yang memiliki corak budaya yang berbeda dengan masyarakat timur tengah lainnya.
Perbedaannya adalah masyarakat turki yang memiliki budaya kombinasi atau
perpaduan antara budaya Eropa, Asia , dan Arab Peradaban Islam dengan pengaruh
Arab dan Persia menjadi warisan yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai
peninggalan Dinasti Usmani. Hal tersebut membuat masyarakat awam sering menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan
bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan oleh
bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19 di bawah kepemimpinan
Kemal Atatruk. Setelah jatuhnya kerajaan setelah Republik Turki mengadaptasi
sebuah pendekatan kesatuan, yang memaksa semua budaya yang berbeda dalam
batas-batas untuk bergaul dengan satu sama lain dengan tujuan menghasilkan
“Turki” dan budaya identitas nasional. Selanjutnya arah modernisasi yang
berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap
modern.
1.
Minum
Tempat mendidihkan teh di Turki selalu dua tempat. Bagian bawah
untuk air putih panas, bagian atas yang sudah dicampur dengan teh yang pekat
sebagai induknya. Pada saat menuangkan ke gelas, mereka menuangkan induk teh
yang pekat itu dulu sesuai selera tamu, lalu dicampur dengan air panas biasa
tadi. Jadi ukuran kepekatan teh sangat fleksibel pada masing-masing orang.
Semua orang merasa senang karena teh untuk mereka sesuai dengan keinginanWalaupun
kebanyakan orang Turki mengamalkan kepercayaan Islam, minuman alkohol dapat
dibeli dengan mudah seperti di Eropa. Bagaimanapun, kebanyakan orang Turki
menjauhi diri daripada meminum alkohol semasa bulan suci Ramadan.
2.
Makanan
Setiap kali makan pagi, siang ataupun malam, selalu diawali dengan
yang namanya Roti Tawar atau Roti Ragi, dan sup. Baik itu sup tomat maupun sup
lainnya. Cara makannya adalah mencelupkan roti tersebut ke dalam sup. Dan juga
yogurt menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Turki. Setiap rumah tangga
pasti menyediakan yogurt sebagai salah satu bumbu terpopuler untuk makanan
sehari-hari. Sekarang yogurt lebih sering
dihidangkan bersama buah. Tapi, mereka menyantap yogurt dengan daging
dan sayuran.
3.
Masakan
Seluruh Turki tidak homogen. Selain spesialisasi yang dapat ditemukan
di seluruh negeri, ada juga spesialisasi khusus kawasan. Masakan daerah (Turki
utara) didasarkan pada jagung dan ikan. Sebelah tenggara- Urfa , Gaziantep dan
Adana -adalah terkenal karena kebab,
mezes dan berbasis makanan penutup adonan seperti baklava, kadayıf dan künefe.
Di bagian barat Turki, di mana pohon zaitun yang tumbuh melimpah, minyak zaitun
adalah jenis utama minyak yang digunakan untuk memasak. Masakan dari Aegean,
Marmara dan Mediterania daerah menampilkan karakteristik dasar dari masakan
Mediterania karena mereka kaya dalam sayuran, bumbu dan ikan. Anatolia Tengah
terkenal dengan spesialisasi kuenya seperti keşkek (kashkak), Manti (terutama
dari Kayseri ) dan gozleme .
4.
Pakaian
Percampuran budaya ini dapat dilihat pada pakaian tradisional yang
didominasi warna turquoise dan merah. Pengaruh Kristen dan Yahudi menghadirkan
pemakaian selendang, mantel panjang, atau yeldirme, sejenis mantel bertopi.
Sedangkan sebagai penyesuaian terhadap masyarakat Islam, biasanya mereka menutupi
rambut mereka rapat-rapat Orang-Orang Turki jika keluar rumah memakai kemeja,
hem, atau pakai kaos berkerah. pakaian
yang biasa dipakai ke kantor oleh mereka sering dipakai sehari-hari walaupun
sedang tidak bekerja. Yaitu pakainya kemeja, celana dan jas satu stel. Tak cuma
orang dewasa, sampai anak-anak juga memakai hemHal yang rapi lainnya yang
membuat kagum adalah sepatu dan kaos kaki. Di
Turki masuk masjid tidak boleh tidak pakai kaos kaki. Dan masyarakat
turki juga sangat aka memakai sepatu jika keluar rumah sedangkan sendal hanya
dipakai pada saat di dalam rumah atau gedung. Di turki sangat sulit menemukan
toko yang menjual sandal.
5.
Tarian Sufi
Tarian ini menggambarkan kasih suci pada sang kekasih. Awalnya
tarian ini hanya di gunakan untuk acara tertentu. Biasanya di pentaskan untuk
latihan spiritual untuk hidup secara meditatif. Kemudian pertama kali tarian
ini di pentaskan oleh Anand Ashram, untuk hiburan masyarakat. Dengan begitu,
masyarakat menjadi lebih mengenal tarian sufi ini.Sebenarnya tarian sufi
berasal dari tradisi Turki. Tari Sufi menjadi salah satu peninggalan Rumi yang
merupakan perpaduan tradisi, sejarah, kepercayaan, dan budaya Turki. Nah, kalau
di gambarkan tari sufi ini menggambarkan islam yang sangat dekat dengan
kedamaian dan cinta. Itulah yang di tunjukan oleh Rumi sebagai pencipta Tarian
sufi atau Sema. Biasanya, tarian Sufi Maulana Jamaludin Rumi ini ditampilkan
satu jam menjelang buka puasa selama bulan ramadhan
6.
Musik
Dalam hal musik di ketahui bahwa Musik Turki mencakup unsur-unsur musik
rakyat Asia Tengah, Arab, musik klasik Persia, musik kuno Yunani-Romawi dan
musik populer modern
Eropa dan Amerika. Turki, kaya akan warisan musik, telah mengembangkan seni di
dua daerah, musik klasik Turki mirip dengan Yunani-Romawi dan musik rakyat
Turki Serupa dengan Asia Tengah
D.
Kondisi Politik
Jauh sebelum masa Dinasti Utsmani, beberapa kali kaum muslim
mencoba menaklukan Konstantinopel. Mereka didorong sabda Nabi riwayat Abu
Qubayl, “Ketika kami sedang bersama Abdullah ibn Amr ibn al-‘Ash, ia ditanya,
“Kota manakah yang terlebih dahulu akan ditaklukkan, Konstantinopel atau Roma?”
Abdullah meminta sebuah kotak berhias miliknya, lalu bercerita, “Ketika kami
tengah duduk menulis di sekeliling Rasulullah, tiba – tiba beliau ditanya,
‘Kota manakah yang terlebih dahulu akan ditaklukan, Konstantinopel atau Roma?”
beliau menjawab, “Kota Heraklius (maksudnya kota Konstantinopel) terlebih
dahulu.”Usaha pertama penaklukan Konstantinopel dilancarkan pada masa
kekhalifahan Utsman bin Affan, di pengujung 32 H/ 653 M, di bawah pasukan
pimpinan Mu’awiyah ibn Abi Sufyan, penguasa Syam kala itu yang menerobos Asia
Kecil hingga pimpinan Busr ibn Abi Artha’ah yang ingin membantu pasukan
artileri islam, yang bergerak dari Tripoli Barat Menuju Konstantinopel. Tapi, usaha
ini gagal.Pada 44 H/ 664 M, usaha kedua dilancarkan pada masa Mu’awiyah ibn Abi
Sufyan. Usaha ini juga gagal.
Tahun 48 H/ 669 M, Mu’awiyah mencoba lagi. Ia mengirim pasukan
besar pimpinan Sufyan ibn ‘Awf yang ditemani Yazid ibn Mu’awiyah dan sejumlah
sahabat terkemuka dari Muhajirin dan Anshar, seperti Abdullah ibn Abbas,
Abdullah ibn Umar, Abdullah ibn al – Zubayr, dan Abu Ayyub al – Anshari.
Sementara itu, armada laut islam yang berada di bawah pimpinan Busr ibn
Artha’ah bergerak menerobos selat Dardanelle tanpa perlawanan. Pengepungan kota
dari barat dan laut terus berlanjut sampai tujuh tahun tapi tanpa hasil.
Pasukan muslim pun menarik diri ke markas pada 58 H/ 678 M Pada 96 H/ 715 M,
Sulaiman ibn Abdul Malik duduk sebagai khalifah. Ia mencoba menaklukan
Konstantinopel. Ia memerintahkan saudaranya, Maslamah ibn Abdul Malik untuk
tidak meninggalkan Konstantinopel sampai berhasil menaklukannya. Pada permulaan
98 H/ 716 M, Masmalah bergerak menerobos dataran tinggi Anatolia sejumlah kota
dan benteng milik Romawi.
lalu mulai mengepung kota
Konstantinopel. Untuk kali kedua, pada 2 Muharram 99 H/ 15 Agustus 717 M,
Maslamah mengepung kota Konstantinopel lagi. Tapi beberapa minggu kemudian, 10
Safar 99 H, dating kabar perihal kematian Khalifah Sulaiman ibn Abdul Malaik.
Selain itu, musim dingin tiba dan cuaca sangat ekstrem. Ini semua membuat
Maslamah menarik [8]diri
dan kembali ke SyamSetelah itu, tak ada usaha serius lagi dari khalifah untuk
menaklukkan Konstantinopel, meskipun pasukannya sudah berhasil mendekati kota
lebih dari sekali Perang paling masyhur terjadi di masa kekhalifahan al-Mahdi
dari Dinasti Abbasiyah. Pada musim panas 165 H/ 783 M, anak al – Mahdi, Harun
al – Rasyid bergerak memerangi Dinasti Byzantium. Al – Rasyid menerobos dataran
tinggi Anatolia hingga mencapai tepian Selat Bosphorus, lalu membuat markas di
atas Bukit Chrysopolis (Scutari) yang menghadap langsung Konstantinopel. Waktu
itu, Byzantium dipimpin Konstantin VI yang masih belia sehingga roda
pemerintahan dipegang ibundanya, Eyrene. Pasukan al – Rasyid dapat menekuk
lutut musuh dan memaksa Eyrene menandatangani perjanjian damai dengan membayar
upeti tahunan kepada Dinasti Abbasyiah Dinasti Utsmani berupaya kembali
menaklukan Konstantinopel dilancarkan pada 798 H/ 1395 M. Hanya saja, serangan
Timur Leng di daerah – daerah perbatasan Dinasti Utsmani memaksa Sultan Bayazid
menghentikan pengepungan.
Penaklukan Konstantinopel menjadi kerinduan dan impian kaum Utsmani
sejak berdirinya dinasti mereka. Sultan Utsman, pendiri Dinasti telah mewasiatkan
penaklukan kota ini kepada sultan – sultan sepeninggalannya. Tapi tidak ada
satu sultan pun sesudah Utsman yang sanggup mewujudkannya hingga datang masa Sultan
Muhammad II (al – Fatih) Sultan Muhammad al – Fatih memulai persiapan
penaklukan. Ia membangun benteng di daratan Eropa dekat Selat Bosphorus yang
menghadap sebuah benteng di daratan Asia yang dibangun Sultan Bayazid I. Dengan
demikian, ia dapat mengawasi Selat Bosphorus dan mencegah bantuan Kristen
datang ke Konstantinopel.
Kaisar merasa bahwa Sultan berencana menduduki negerinya. Kaisar
pun menawarkan diri membayar upeti asalkan negerinya tidak diduduki tapi
ditolak Sultan. Ketika Sultan menolak tawaran Kaisar Byzantium yang bersedia
membayar upeti asalkan Konstantinopel tidak diserang, sang Kaisar segera
meminta bantuan Kristen – Eropa. Genoa (salah satu kerajaan Kristen Eropa kala
itu) menanggapi permintaan sang kaisar dengan mengirim 30 kapal perang. Tapi
ke-30 kapal ini datang ketika Konstantinopel sudah dikepung dari segala arah
oleh pasukan Genoa pun tak terhindarkan. Pasukan Utsmani gagal mengejar pasukan
Genoa yang berhasil masuk ke Golden Horn karena rantai – rantai besi Golden
Horn dipasang kembali.
Jumlah
angkatan darat Utsmani yang mengepung Konstantinopel sekitar 250.000 orang, sementara
angkatan lautnya sekitar 180 kapal perang.
Pasukan Utsmani ingin menerobos Golden Horn yang benteng-bentengnya
terbilang paling lemah. Mereka memakai satu cara aneh yang tidak pernah
dipikirkan seorang pun sebelumnya. Mereka memasang papan – papan kayu berukuran
besar yang memanjang dari [9]selat
Bosphorus sampai Golden Horn, lalu melumurinya dengan minyak dan lemak. Setelah
itu, mereka menggelincirkan kapal – kapal perang islam di atas papan – papan
tersebut. Setelah sampai di Golden Horn dari segala arah pasukan Utsmani mulai
memberondong pagar – pagar Konstantinopel dengan meriam. Tak ada yang bisa
menahan gempuran Utsmani pada fajar 15 Jumadil Awal 857 H, Kota Konstantinopel
dapat diterobos pasukan muslim dan penguasanya terbunuh di pertempuran. Seluruh
penjuru kota dapat ditaklukan.
Setelah itu, Sultan Muhammad al- Fatih memerintahkan pengumandangan
azan di gereja Hagia Sophia (Aya Sofia) yang menandai perubahan fungsi gereja.
Gereja Aya Sofia merupakan jantung Kristen – Ortodoks dunia yang menandingi
Vatikan sebagai jantung Kristen – Katolik. Sultan juga memerintahkan perubahan
nama Konstantinopel menjadi Islam Bul (Istanbul) yang berarti “Kota Islam”.
Istanbul lalu dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan Utsmani sampai masa
penghapusan Khilafah.
E.
Sejarah masuk,nya islam di Turki
1.
Timbulnya Ottoman Turki dan Penaklukan Konstantinopolis (Istanbul
sekarang)
Kaum Turki Osmanli atau Ottoman muncul sebagai sebuah kekuatan pada
abad 14M, menggantikan Emirat Turki Seljuk Konya sebelumnya Mereka adalah ‘…para Muslim fanatik…Para
pemimpin suku mereka disebut sebagai Ghazi, pejuang pembela aqidah Islam.
Menaklukan para kafir adalah bagi mereka sebuah kewajiban ilahi.’ Sebab itu, ciri-ciri jihad bagi kaum Ottoman
adalah sama saja baik offensive/menyerang maupun defensive, dan sudah menjadi
keyakinan mereka bahwa non-Muslim harus ditundukkan oleh pedang. Pada 1354
mereka pun menduduki Gallipoli, dan lalu meluas ke seluruh jazirah Balkan,
menaklukan bangsa Serbia pada Perang Kosovo 1389, lalu meneruskan penjajahan ke
Bulgaria dan Thessalia, 1393. Ini berarti bahwa ibu kota Kekaisaran Byzantium
(atau apalah yang tersisa daripadanya saat itu), Konstantinopolis, sekarang
sudah terkepung. ‘Tutuplah gerbang-gerbang kotamu’ kata Sultan kepada Kaisar
Byzantium Manuel II (1391-1425), ‘aku toh sudah memiliki semuanya di luar
kotamu’ Saat itu tinggal masalah waktu saja kapan Konstantinopolis akan
diserang, dan di bawah kekuasaan Sultan Mehmet II yang enerjetik dan kejam,
orang2 Ottoman mulai mengepung ibu kota Byzantium pada April 1453 – ini bahkan
bertentangan dengan sumpahnya sendiri pada saat naik tahta sultan pada 1451,
bahwa sultan bersumpah demi Al-Quran kepada duta besar Byzantium bahwa dirinya
akan menghormati kedaulatan wilayah yang terakhir ini.
Rupa-rupanya, sebuah sumpah kepada seorang ‘infidel/kafir’ adalah
omong kosong belaka. Tidak ada alasan untuk berkata bahwa pengepungan
Konstantinopolis merupakan [10]sebuah
bentuk jihad yang membela-diri, malahan, ini jelas adalah tindakan agresi yang
sepihak. Mati-matian membela diri, kalah jumlah dan kalah senjata, kota itu
akhirnya jatuh pada hari Senin 28 Mei 1453 (atau sumber resmi lain: Selasa 29
Mei 1453). Harus dicatat di sini bahwa pada 6 April Sultan Mehmet II
mengirimkan pesan kepada Kaisar Konstantin XI, tentang sebuah maklumat yang
kemudian ditolak oleh Konstantin, ‘menyatakan bahwa, sebagai mana yang tertulis
dalam hukum Islam, setiap warga kota akan dibiarkan hidup jika kota diserahkan
tanpa perlawanan.
Implikasi maklumat ini sangat jelas: jika kota melawan, jiwa para
penduduk tentu akan terancam. Dan memang inilah yang terjadi pada saat kota itu
jatuh pada hari Selasa 29 Mei 1453, pasukan-pasukan Muslim membantai, menjarah,
dan memperbudak masyarakat Kristiani dalam jumlah yang sangat besar Kenyataan ini, yang jarang disebutkan oleh
para Muslim pada saat mereka merayakan event kemenangan mereka, memperlihatkan
betapa tertanamnya nilai pembantaian dan penindasan di dalam Khalifah Ottoman,
dan wajar saja beralasan bagi non-Muslim untuk was-was prihatin kapan pun mereka
mendengar Muslim bernostalgia mengenang ‘kejayaan’ masa lalu mereka. Mehmet II
lalu memasuki gereja agung Agia Sofia, kathedral utama kaum Kristen Timur,
alih-alih dari menghormati integritas religinya, dia malah mengislamkanya,
mengubahnya secara resmi jadi masjid (sekarang namanya Aya Sofia di Istanbul).
Menjelang abad ke-16, seluruh Balkan sudah dijajah oleh penguasa Muslim.
2.
Kebebasan dan Harga Diri Kaum Nasrani di bawah Kekuasaan Turki
Ottoman
Gambarannya memang tidak melulu gelap. Bangsa Turki memang
mengizinkan kaum Kristen Orthodox Yunani sebuah hak otonomi internal untuk
mengatur sendiri urusan-urusan sosial dan agama mereka – konsep Millat namanya.
Sultan sering mengangkat seorang Yunani sebagai Grand Vizier (Wasir Agung), dan
panglima dari Angkatan Laut Ottoman seringkali adalah seorang Yunani. Namun
bagaimana pun, status kewarganegaraan penuh hanya diperuntukkan bagi mereka
yang memeluk Islam. Sultan seringkali ikut campur dalam hal pemilihan ketua
gereja Orthodox (patriarch), dan bahkan bisa-bisanya mengatur urusan mereka.
Pada waktu-waktu tertentu, beberapa patriarch malah dieksekusi mati. Tidak ada
kebebasan beragama penuh ataupun persamaan hak.
Salah satu yang praktek2 yang paling meyakinkan untuk
mempertanyakan Keagungan Khalifah Ottoman yang ‘katanya’ merupakan Masa
Keemasan bagi kaum minoritas agama lain adalah rekrutmen/caranya merekrut
Janissariyah (pasukan khusus Ottoman), yang dimulai pada abad mereka secara
paksa merampas anak-anak lelaki dari keluarga Kristen [11]yang
diperbudakkan (umumnya dari keluarga orang Yunani, tapi lalu juga dari bangsa2
Armenia, Bulgaria, Albania, dan Serbia), dan membesarkan anak2 ini dalam sebuah
kamp khusus. Mereka lalu melatih anak2 ini menjadi Turki fanatik, penjagal2
berdarah dingin terhadap keluarga mereka sendiri. Anak2 ini dibesarkan untuk
mempercayai bahwa ayah mereka adalah sang Sultan dan jika mereka sampai tewas
di medan perang berarti mereka masuk surga. Jadi, karena Angkatan Perang baru
ini, Janissariah (Yeni-ceri bahasa Turkinya) orang2 Turki melanjutkan
penaklukan2 mereka.’
Pasukan2 Ottoman lalu menyerang desa-desa Kristen, menculik anak2
kecil, yang kemudian dibawa ke Konstantinopolis sebagai serdadu-budak, dan
secara paksa di-Islamkan. Mereka ini dilarang berhubungan dengan wanita,
kecuali saat mereka menyerang kota atau desa musuh, itulah saatnya
diperkenankan untuk menjarah dan memperkosa sepuasnya selama tiga hari
berturut-turut. Hal ini berlanjut terus sampai 1700, setelah keanggotaan lambat
laun berubah menjadi tradisi turun-temurun, dan akhirnya berakhir dengan
penghapusan Janissariyah, setelah timbul sebuah pemberontakan. Anak-anak orang
Nasrani lainnya masih saja diculik untuk dijadikan budak sebagai
pembantu-pembantu istana, kasim, dan gundik (harem). Praktek-praktek macam
inilah yang meninggalkan kenangan pahit bagi penduduk Balkan dan Armenia
tentang masa penjajahan Muslim yang berabad-abad itu.
Praktek/kebiasaan2 ini tentulah akan menjadi budaya di Eropa Barat
juga jika saja pengepungan Ottoman terhadap Vienna tahun 1683 itu sampai
berhasil dengan kemenangan. Lagi-lagi, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa
ini adalah jihad membela diri. Inilah agresi sepihak. Tindakan Ottoman
menyerang Austria mulai membuat orang Eropa sadar akan apa yang akan menimpa
mereka jika sampai Khalifah berhasil memperluas wilayahnya sampai menguasai
seluruh Eropah. Anggota2 pasukan Ottoman ‘membakar habis desa-desa, memperbudak
kaum wanita dan anak-anak, dan kaum lelaki yang trampil. Yang sakit dan yang
tua mereka penggal. Mereka membumiratakan gereja2 dan menginjak2 lambang2 salib
di tanah Mereka sibuk ‘membakar, memperkosa, menjagal, memperbudak…. Harus
diingat bahwa pasukan Muslim ini dipimpin oleh Wasir Agung sendiri, Kara
Mustafa. Sulit untuk dimengerti bagaimana perilaku2 semacam itu bisa dianggap
sesuatu yang membuat orang tertarik kepada Islam.
Diskriminasi terhadap kaum Nasrani terus berlanjut berabad-abad di
bawah pemerintahan Khalifah Ottoman. Sebuah contoh akan hal ini ditemukan di
dalam perjanjian damai yang mengakhiri Perang Krimea 1854-56. Perang dimulai
dari pertengkaran antar [12]Rusia
dengan Khalifah Ottoman. Kesepakatan diulangi oleh Perjanjian Paris pada Maret
1856. Biasanya perhatian utama diberikan kepada pasal Inggris dan Prancis yang
melarang kapal perang Rusia di Laut Hitam. Perhatian yang lebih kecil
difokuskan pada Artikel 9 dari Kesepakatan itu, yang mengharuskan Khalifah
Ottoman memperlakukan penduduk dengan adil ‘tanpa membedakan agama atau ras’.
Ini membuktikan bahwa Khalifah Ottoman memang benar2 terlibat dalam sebuah
upaya pen-diskriminasi-an yang sistematik. Alih-alih dari menghormati
kesepakatan damai, Khalifah ini malah mengeluarkan sebuah maklumat pada tahun
yang sama yang mewajibkan kaum non-Muslim untuk mendapatkan izin dahulu dari
sang Khalif sendiri kalau ingin membangun atau memperbaiki tempat2 ibadah.
Secara effektif, ini berarti sebuah kelanjutan dari prinsip2 hukum Syari’ah
Islam, dan suatu pelanggaran dari Kesepakatan Damai Paris.
Tidak hanya kebebasan kaum Nasrani yang dibatasi oleh Khalifah,
harga-diri kaum Kristen ini juga sering kali diinjak-injak. Sampai menjelang
Perang Besar dan pembersihan etnis 1915, orang2 Nasrani Armenia mendandani
anak2 perempuan mereka supaya kelihatan seperti anak2 lelaki agar jangan sampai
diperkosa atau diculik (atau dua2nya) oleh Muslim2 Ottoman. Faktanya, setiap
bocah berada di bawah bahaya penculikan. Sebuah contoh yang khas dari
kedengkian Muslim Ottoman terhadap orang Kristen diperlihatkan oleh bukti
dokumen izin-pemakaman yang dikeluarkan oleh seorang qadi (penggawa/lurah
Muslim) dalam 1855 yang diperuntukkan bagi seorang Nasrani yang wafat: ‘Kami
menyatakan ini kepada pendeta gereja Maryam, bahwa bangkai si Saideh yang
najis, busuk, dan bau, terkutuklah hari ini, sudah boleh dimakamkan. Tidak
diragukan lagi, jika sentimen2 yang tertulis sedemikian itu dimaksudkan untuk
satu saja jasad Muslim, Muslim akan mengganggap ini sebagai kebencian dan tidak
berprikemanusiaan; jadi tidak sepantasnyalah mereka kaget jika lalu orang2
Nasrani pun bisa bereaksi sama, dan sulit untuk meng-iya-kan Khalifah sebagi
sebuah rejim-pemerintah idaman.
3.
Pembantaian-pembantaian oleh Khalifah
Menjelang abad 19 kekaisaran Ottoman memudar, dan gerakan2 ke arah
kemerdekaan mulai bermunculan di antara bangsa2 Balkan. Masa ini adalah
cikal-bakal nasionalisme modern, dan ada suatu keinginan besar di antara orang2
Nasrani Balkan untuk membebaskan diri mereka dari para penjajah Turki (dan
dalam hal bangsa Romania, dari penguasa Phanariot Yunani yang dipakai Ottoman
sebagai kaki-tangan mereka). Namun, nasionalisme saja tidak cukup untuk
memotivasi Eropa untuk membebaskan diri dari Turki. [13]Sebagai
Kristen, orang2 Balkan paling tinggi derajatnya hanya sebagi warga kelas dua –
barang rendahan, tidak punya persamaan derajat beragama.
IV.
Kesimpulan
Dari pemaparan isi makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa negara
Turki yang berideologi sekuler dapat menanamkan dan menerapkan nilai-nilai
agama islam ke dalam kehidupan sehari-hari. Ini membuktikkan bahwa kehidupan
bernegara sebuah masyarakat tidak melulu dipengaruhi oleh sistem pemerintahan
atau sistem politiknya. Seperti halnya di Indonesia, walaupun pemerintah
menempatkan nilai-nilai agama dalam berbagai kebijakan pemerintah, tetapi belum
tentu masyarakatnya melakukan hal yang didorong oleh pemerintah tersebut.
Terlihat dari banyaknya perilaku umat islam di Indonesia yang tidak islami dan
malah terlihat sekuler.
Dari pemaparan di atas juga dapat diambil pelajaran terkait
bagaimana agar Indonesia dapat memajukan kondisi ekonomi masyarakat dari sisi
pariwisata, dan untuk menjaga kondisi sosial budaya masyarakatnya. Pemerintah
Indonesia bisa melihat sisi positif yang diterapkan di Negara Turki, agar lebih
berkembang ke arah kemajuan untuk menghadapi era globalisasi ini. Tentunya
dengan tidak memasukkan sisi negatif yang berdampak pada kemunduran bangsa
DAFTAR PUSTAKA
Darajat,
Deden Mauli. 2016. Catatan dari Istanbul. Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam.
Ibrahim,
Qasim A. dan Saleh, Muhammad A. 2014.
Buku Pintar Sejarah Islam Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi hingga Masa
Kini, terj. Zainal Arifin. Jakarta: Zaman)
Karina
S A, Nina dan Sasongkowati, Retno. 2013. History Of The World Sejarah Dunia
Kuno dan Modern. Yogyakarta: Penerbit Indolestari.
McQuail,
Denis. 2012. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
Ibrahim, Qasim A. dan Saleh, Muhammad A. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam
Ibrahim, Qasim A. dan
Saleh, Muhammad A. 2014. Buku Pintar
Sejarah Islam
Karina S A, Nina dan
Sasongkowati, Retno. 2013. History Of The World Sejarah Dunia Kuno dan Modern.
Yogyakarta: Penerbit Indolestari
[4] Karina S A, Nina dan Sasongkowati, Retno. 2013. History Of The
World Sejarah Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta: Penerbit Indolestari
Darajat, Deden Mauli. 2016. Catatan dari
Istanbul. Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam.
[11] Karina S A, Nina dan Sasongkowati, Retno. 2013. History Of The
World Sejarah Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta: Penerbit Indolestari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar