Rabu, 17 Januari 2018

Kerajaan Turki Utsmani


I.     latar Belakang
Abad pertengahan di Eropa sering disebut zaman kemunduran jika dibandingkan dengan zaman klasik (Yunani-Romawi). Sebaliknya Negara-negara Arab pada abad pertengahan mengalami kemajuan, namun akhirnya negeri itu sedikit demisedikit mengalami kemerosotan.dalam bidang kebudayaan dan kekuasaan Setelah perang maladki pada tahun 463 H / 1071 M, yang dimenengkan oleh orang-orang saljuk dengan kemenangan yang paling gemilang atas Romawi, pengaruh kemenangan ini terus meluas ke negeri Anatolia dan kemudian jatuh ketangan mongolia.bersamaan lemahnya Mongolia, pemerintahan saljuk Romawi terpecah menjadi beberapa pemerintahan dengan kondisi yang lemah dan saling bertikai. Pemerintahan Usmaniyah lalu menguasainya pada waktu yang berbeda, kemudian menyatukan wilayah ini dibawah benderanya
Rentang sejarah antara tahun 923-1342 H dari sejarah Islam merupakan masa Usmaniyah. Hal ini karena kekuasaan Usmaniyah merupakan periode terpanjang dari halaman sejarah Islam. Selama 5 abad pemerintahan Usmaniyah telah memainkan peran yang pertama dan satu-satunya dalam menjaga dan melindungi kaum muslim. Usmaniyah merupakan pusat khalifah Islam yang terkuat pada masa itu, bahkan merupakan Negara paling besar di dunia Sekalipun telah muncul pada tahun 699 H / 1299 M, namun pemerintahan ini belum menjadi khalifah. Orang-orang Usmaniyah belum mengumumkan kekhalifahan mereka, hingga akhirnya khalifah Abbasiyah di kairo menyerahkan kepada mereka kekhalifahannya pada tahun 923 H / 1517 M.
Di Negara- Negara Arab pada masanya, kerajaan turki usmani merupakan kerajaan terbesar dan peling lama berkuasa, bralangsung selama enam abad lebih (1281-1924 M). pada masa pemerintahan turki Usmani, para sultan bukan hanya merebut negri-negri Arab, tetapi juga seluruh wilayah kaukasus dan wina bahkan sampai ke balkan. Dengan demikian tumbuhlah pusat-pusat Islam di Trace, Mecodonia, dan sekitarnya Eksistensi kerajaan turki Usmani sangnat diperhitungkan oleh ahli-ahli politik barat. Hal ini didasarkan pada realita sejarah bahwa selama berabad-abad kekuasanya, turki telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan peradaban, baik dikawasan Negara-negara Arab, Asia bahkan Erop
II.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Letak Geografis Negara turki?
2.      Bagaimana kondisi ekonomi, sosial, politik, dan budaya di Turki?
3.      Bagaimana sejarah masuknya islam di turki?



III.   Pembahasan
A.    Turki
Negara Turki adalah negara di dua benua. Dengan luas wilayah sekitar 814.578 kilometer persegi, 97% (790.200 km persegi) wilayahnya terletak di benua Asia dan sisanya sekitar 3% (24.378 km persegi) terletak di benua Eropa. Posisi geografi yang strategis itu menjadikan Turki jembatan antara Timur dan Barat. Bangsa Turki diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Secara historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia, peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan dari Imperium Usmani dan pengaruh negara-negara Barat Modern. Hingga saat ini bangunan-bangunan bersejarah masa Bizantium masih banyak ditemukan di Istanbul dan kota-kota lainnya di Turki. Yang paling terkenal adalah Aya Sofya, suatu gereja di masa Bizantium yang berubah fungsinya menjadi masjid pada masa Khalifah Usmani dan sejak pemerintahan Mustafa Kemal hingga kini dijadikan musium.
Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Usmani. Islam di masa kekhalifahan diterapkan sebagai agama yang mengatur hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT sebagai Khalik, Sang Pencipta, dan juga suatu sistem sosial yang melandasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Islam yang muncul di Jazirah Arab dan telah berkembang lama di wilayah Persia, berkembang di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan membawa peradaban dua bangsa tersebut. Perkembangan selanjutnya memperlihatkan pengaruh yang kuat kedua peradaban tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki. Kondisi ini menimbulkan kekeliruan pada masyarakat awam yang sering menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19. Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern. Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas masyarakat Turki.
Masyarakat Indonesia mengenal Turki sebagai suatu negara berpenduduk mayoritas Muslim. Kita juga mengenal Turki sebagai bangsa yang pernah memimpin dunia Islam selama tujuh ratus tahun, dari permulaan abad ke-13 hingga jatuhnya Kekhalifahan Usmani pada awal abad ke-20. Fenomena kehidupan masyarakat Turki menjadi menarik ketika negara Turki yang berdiri tahun 1923 menyatakan sebagai sebuah negara sekuler, di mana Islam yang telah[1] berfungsi sebagai agama dan sistem hidup bermasyarakat dan bernegara selama lebih dari tujuh abad, dijauhkan peranannya dan digantikan oleh sistem Barat.
1.      Asal mula kerajaan turki\
Bangsa Turki mempunyai dua dinasti yang berhasil mengukir sejarah dunia. Pertama, dinasti turki saluk dan kedua dinasti turki utsmani. Namun akhirnya kerajaan turki saljuk hancur oleh seragan pasukan mongol, yang nantinya merupakan moment terbentuknya dinasti turki utsmanI Kerajaan Turki Usmani muncul di pentas sejarah Islam pada periode pertengahan. Masa kemajuan Dinasti ini dihitung dari mulai digerakkannya ekspansi ke wilayah baru yang belum ditundukkan oleh pendahulu mereka. keberhasilan mereka dalam memperluas wilayah kekuasaan tersebut.
Pendiri dari kerajaan Turki ini adalah bangsa Turki dari kabilah Qayigh Oghus salah satu anak suku Turki yang mendiami sebelah barat gurun Gobi, atau daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina, yang dipimpin oleh Sulaiman. Dia mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa mongol yang menyerang dunia Islam yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Khawarizm pada tahun 1219-1220. Sulaiman dan anggota sukunya lari ke arah Barat dan meminta perlindungan kepada Jalaluddin, pemimpin terakhir Dinasti Khawarizm di Transoxiana (maa wara al-Nahr). Jalaluddin menyuruh Sulaiman agar pergi kearah Barat (Asia Kecil). Kemudian mereka menetap di sana dan pindah ke Syam dalam rangka menghindari serangan mongol Pada abad ke-13 saat Chengis Khan mengusir orang-orang Turki dan Khurasan dan sekitarnya. Kakeknya Usman, yang bernama Sulaeman bersama pengikutnya bermukim di Asia Kecil. Setelah reda serangan Mongol terhadap mereka, Sulaeman menyeberangi Sungai Efrat (dekat Allepo). Namun, ia tenggelam empat putera Sulaeman yang bernama, Shunkur, Gundogdur, al-Thugril, dan Dundar. Dua puteranya yang pertama kembali ke tanah air mereka. Sementara dua yang terakhir bermukim didaerah Asia Kecil.
Kelompok kedua ini berjumlah 400 kepala keluarga yang dipimpin oleh Ertugril (Erthogrol) ibn Sulaiman. Mereka mengabdikan dirinya kepada Sultan Alauddin II dari Dinasti Saljuk Rum yang pusat pemerintahannya di Kuniya, Anatolia Asia Kecil.
Pada saat itu, Sultan Alauddin II sedang menghadapi bahaya peperangan dari bangsa Romawi yang mempunyai kekuasaan di Romawi Timur (Byzantium). Dengan bantuan dari bangsa Turki pimpinan Erthogrol, Sultan Alauddin II dapat mencapai kemenangan. Atas jasa baik tersebut Sultan menghadiahkan sebidang tanah yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu Erthogrol terus membina wilayah barunya dan berusaha memperluas wilayahnya dengan merebut wilayah Byzantium.
Pada tahun 1288 Erthogrol meninggal dunia, dan meninggalkan putranya yang bernama Usman, yang diperkirakan lahir pada 1258 M. usman inilah yang ditunjuk oleh Erthogrol untuk meneruskan kepemimpinannya dan disetujui serta didukung oleh Sultan Saljuk pada saat itu. Nama Usman inilah yang nanti diambil sebagai nama untuk Kerajaan Turki Usmani. Usman ini pula yang dianggap sebagai pendiri Dinasti Usmani. Sebagaimana ayahnya, Usman banyak berjasa kepada Sultan Alauddin II. Kemenangan-kemenangan dalam setiap pertempuran dan peperangan diraih oleh Usman. Dan berkat keberhasilannya maka benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan Broessa dapat ditaklukkan. Keberhasilan Usman ini membuat Sultan Alauddin II semakin simpati dan banyak memberi hak istimewa pada Usman. Bahkan Usman diangkat menjadi gubernur dengan gelar Bey, dan namanya selalu disebut dalam do’a setiap khutbah Jum’at. Penyerangan Bangsa Mongol pada tahun 1300 ke wilayah kekuasaan Saljuk Rum mengakibatkan terbunuhnya Sultan Saljuk tanpa meninggalkan putra sebagai pewaris kesultanan. Dalam keadaan kosong itulah, Usman memerdekakan wilayahnya dan bertahan terhadap serangan bangsa Mongol. Usman memproklamirkan kemerdekaan wilayahnya dengan nama Kesultanan Usmani Pada awalnya Kerajaan Turki Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun dengan adanya dukungan militer, tidak berapa lama Usmani menjadi kerajaan yang sangat besar dan bertahan dalam kurun waktu yang lama. Setelah Usmani meninggal pada 1326, puteranya Orkhan (Urkhan) naik tahta pada Usia 42 tahun.
 Pada periode ini tentara islam pertama kali masuk Eropa. Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara. Pertama tentara sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji pada tiap bulannya. Kedua, tentara Hazeb (tentara ireguler) yang digaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang  (Mal al-Ghanimah). Ketiga tentara jenisari direkrut pada saat berumur 12 tahun, kebanyakan adalah anak-anak kristen yang dibimbing Islam dan disiplin yang kuat.
Sejak saat itu, dalam sejarah Islam terdapat dua jabatan penting yang dikuasai oleh seorang penguasa. Yaitu, sebagai sultan untuk kekuasaan Turki dan sebagai khalifah bagi seluruh dunia Islam. Sepeninggal Salim I digantikan Sulaiman Agung 1520-1566 M, ia sebagai penguasa Usmani yang berhasil membawa kejayaan Islam. Ia dijuluki sebagai Sulaeman al-Qanuni. Sulaeman bukan hanya sultan yang paling terkenal dikalangan Turki Usmani, akan tetapi pada awal ke-16 ia adalah kepala negara yang paling terkenal di dunia. Ia seorang penguasa yang saleh, ia mewajibkan rakyat muslim harus shalat lima kali dan berpuasa dibulan Romadhon, jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sangsi badan. Sulaiman juga berhasil menerjemahkan al-Qur’an dalam bahasa turki.
Sekitar dua pertiga abad setelah didirikan di Anatolia pada 1300 dengan mengorbankan kekaisaran Bizantium, dan didirikan di atas reruntuhan kerajaan Saljuk, kerajaan Turki Utsmani hanyalah sebuah emirat di daerah perbatasan. Negara ini selalu diliputi suasana peperangan dan pada saat itu senantiasa dalam keadaan genting. Ibukota negara ini, pertama kali didirikan pada 1326, adalah Brusa (Bursa). Mendekati 1366, emirat itu telah berkembang lebih stabil, mendapatkan pijakan yang lebih kokoh di daratan Eropa, dan berkembang menjadi sebuah kerajaan besar dengan Adrianopel (Edirna) sebagai ibukotanya. Penaklukan Konstantinopel pada 1453 yang dipimpin oleh Muhammad II, Sang Penakluk (1451-1481) secara formal mengantarkan negara ini pada satu era baru yaitu era kerajaan. Periode kerajaan utsmani
Selama masa kesultanan Turki Usmani (1299-1942 M.) sekitar 625 tahun berkuasa tidak kurang dari 38 Sultan

B.     Sistem Ekonomi
Republik Turki sejak 90 tahun yang lalu dikenal sebagai negara sekuler kemudian jangka waktu 90 tahun dimasa era Turki modern pertumbuhan ekonomi negeri itu juga pernah mengalami masa keemasaan di era Presiden Mustafa Kemal Ataturk yakni ekonomi liberal .Pasca presiden Attaturk ekonomi Republik Turki terus mengalami pertumbuhan pesat terutama dalam bidang jasa,industri seperti industri tekstil,otomotif,industri minyak maupun pertanian kemudian perkembangan selanjutnya sektor pariwisata juga berkembang sangat pesat apalagi letak geografis Republik Turki berada di dua benua :benua Eropa, asia barat daya serta di jalur perdagangan yang terkenal sejak dulu kala dipadu keindahan alam Turki yang memukau seperti kota-kota di Turki,pantai ,kuliner dan sistem tranportasi yang modern .Pada masa pemerintahan berikutnya yakni PM Erdogan ekonomi Republik Turki mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi. 10 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan ekonomi negeri Turki mencapai 5% pertahun dengan income penduduk Turki $5000 dollar dan lebih fenomenalnya lagi ekonomi Turki terbesar keempat di Eropa yang diduga tak terpengaruh oleh krisis di zona Eropa.
Catatan yang tak kalah menarik tentang ekonomi Republik Turki adalah kehidupan masyarakat Turki sudah sangat maju dan mampu menyamai negara-negara di Zona Eropa dan mengunjungi Kawasan Turki pun tidak sembarang orang dapat minum beralkohol atau [4]merokok .Begitulah potret ekonomi Republik Turki di Era pemerintahan Erdogan yang dipandang mampu membawa Turki dari kondisi ekonomi terpuruk pada tahun 2001, meski pertumbuhan ekonomi Republik Turki terbilang sangat tinggi menurut Presiden Turki Abdullah Gul, Turki akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Eropa dalam 10 tahun mendatan serta menjadi negara dengan perekonomian terbaik pada tahun 2050. Ternyata sang perdana mentri Erdogan tidak puas dengan keadaan ekonomi Turki sekarang ini .Sang Perdana Menteri terus mengadakan manuver politik memang Erdogan dikenal sebagai ahli management serta ekonom sehingga tak heran berkat keahliannya Erdogan kondisi ekonomi terus membaik secara significant.Tingkat pertumbuhan ekonomi Republik Turki dalam satu dekade terakhir begitu tinggi diakui oleh Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, bahkan Ia memuji Turki telah membuat langkah besar dalam mewujudkan perekonomian dunia berkat track record yang kuat dari manejemen makro ekonomi dan reformasi strukturaknya.Tingkat pertumbuhan ekonomi Republik Turki maju karena pemerintah Erdogan tidak segan mengadakan kerjasama ekonomi dengan negara asia atau Eropa atau negara-negara Islam.
 terutama dalam bidang perdagangan dan lainnya sehingga Turki juga negara pengekspor yang handal dikawasan Eropa .Sayang keadaan ekonomi Turki mulai goyah makin terpuruk sejak terjadi aksi protes besar-besaran sejak beberapa bulan lalu yang berujung aksi protes anti pemerintah Erdogan,tetapi ditengah gejolak politik Turki yang membara pertumbuhan ekonomi Turki tetap stabil mengingat kota Istanbul ibukota negara Turki sangat maju tingkat ekonominya sehingga tidak berpengaruh besar terhadap ekonomi Turki .Sementara pemerintah Turki terus mengembalikan kondisi ekonomi Turki dari dampak gejolak politik yakni mengembangkan perbankan syariah ,menjalinkan kerjasama dengan negara-negara Islam.Ekonomi Turki di era Erdogan menunjukkan fenomena luar biasa dan mampu membuka mata dunia bahwa Turki adalah negara adi kuasa baru dibumi Eropa setelah negara Amerika, meski Turki dibawah bayang-bayang krisis Eropa tetapi ekonomi Turki tidak banyak terpengaruh malah kini Turki tengah membangun megaproyek yang dikelola oleh pemerintah Erdogan mulai Terowongan diselat Marmar,terusan di kawasan kota Istanbul,pembangunan bandara supermodern dan lainnya.Gejolak politik Turki yang kini menggoyang pemerintahan Erdogan beberapa bulan lalu dan berubah menjadi aksi protes anti pemerintah Erdogan ternyata tidak banyak berpengaruh atau berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi maupun kehidupan masyarkat Turki.

C.     Kondisi Sosial dan  Budaya
Masyarakat Turki merupakan salahsatu dari masyarakat timur tengah yang memiliki corak budaya yang berbeda dengan masyarakat timur tengah lainnya. Perbedaannya adalah masyarakat turki yang memiliki budaya kombinasi atau perpaduan antara budaya Eropa, Asia , dan Arab Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Usmani. Hal tersebut membuat masyarakat awam  sering menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19 di bawah kepemimpinan Kemal Atatruk. Setelah jatuhnya kerajaan setelah Republik Turki mengadaptasi sebuah pendekatan kesatuan, yang memaksa semua budaya yang berbeda dalam batas-batas untuk bergaul dengan satu sama lain dengan tujuan menghasilkan “Turki” dan budaya identitas nasional. Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern.
1.    Minum
Tempat mendidihkan teh di Turki selalu dua tempat. Bagian bawah untuk air putih panas, bagian atas yang sudah dicampur dengan teh yang pekat sebagai induknya. Pada saat menuangkan ke gelas, mereka menuangkan induk teh yang pekat itu dulu sesuai selera tamu, lalu dicampur dengan air panas biasa tadi. Jadi ukuran kepekatan teh sangat fleksibel pada masing-masing orang. Semua orang merasa senang karena teh untuk mereka sesuai dengan keinginanWalaupun kebanyakan orang Turki mengamalkan kepercayaan Islam, minuman alkohol dapat dibeli dengan mudah seperti di Eropa. Bagaimanapun, kebanyakan orang Turki menjauhi diri daripada meminum alkohol semasa bulan suci Ramadan.
2.    Makanan
Setiap kali makan pagi, siang ataupun malam, selalu diawali dengan yang namanya Roti Tawar atau Roti Ragi, dan sup. Baik itu sup tomat maupun sup lainnya. Cara makannya adalah mencelupkan roti tersebut ke dalam sup. Dan juga yogurt menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Turki. Setiap rumah tangga pasti menyediakan yogurt sebagai salah satu bumbu terpopuler untuk makanan sehari-hari. Sekarang yogurt lebih sering  dihidangkan bersama buah. Tapi, mereka menyantap yogurt dengan daging dan sayuran.
3.    Masakan
Seluruh Turki tidak homogen. Selain spesialisasi yang dapat ditemukan di seluruh negeri, ada juga spesialisasi khusus kawasan. Masakan daerah (Turki utara) didasarkan pada jagung dan ikan. Sebelah tenggara- Urfa , Gaziantep dan Adana -adalah terkenal karena kebab, mezes dan berbasis makanan penutup adonan seperti baklava, kadayıf dan künefe. Di bagian barat Turki, di mana pohon zaitun yang tumbuh melimpah, minyak zaitun adalah jenis utama minyak yang digunakan untuk memasak. Masakan dari Aegean, Marmara dan Mediterania daerah menampilkan karakteristik dasar dari masakan Mediterania karena mereka kaya dalam sayuran, bumbu dan ikan. Anatolia Tengah terkenal dengan spesialisasi kuenya seperti keşkek (kashkak), Manti (terutama dari Kayseri ) dan gozleme .
4.    Pakaian
Percampuran budaya ini dapat dilihat pada pakaian tradisional yang didominasi warna turquoise dan merah. Pengaruh Kristen dan Yahudi menghadirkan pemakaian selendang, mantel panjang, atau yeldirme, sejenis mantel bertopi. Sedangkan sebagai penyesuaian terhadap masyarakat Islam, biasanya mereka menutupi rambut mereka rapat-rapat Orang-Orang Turki jika keluar rumah memakai kemeja, hem, atau  pakai kaos berkerah. pakaian yang biasa dipakai ke kantor oleh mereka sering dipakai sehari-hari walaupun sedang tidak bekerja. Yaitu pakainya kemeja, celana dan jas satu stel. Tak cuma orang dewasa, sampai anak-anak juga memakai hemHal yang rapi lainnya yang membuat kagum adalah sepatu dan kaos kaki. Di  Turki masuk masjid tidak boleh tidak pakai kaos kaki. Dan masyarakat turki juga sangat aka memakai sepatu jika keluar rumah sedangkan sendal hanya dipakai pada saat di dalam rumah atau gedung. Di turki sangat sulit menemukan toko yang menjual sandal.
5.    Tarian Sufi
Tarian ini menggambarkan kasih suci pada sang kekasih. Awalnya tarian ini hanya di gunakan untuk acara tertentu. Biasanya di pentaskan untuk latihan spiritual untuk hidup secara meditatif. Kemudian pertama kali tarian ini di pentaskan oleh Anand Ashram, untuk hiburan masyarakat. Dengan begitu, masyarakat menjadi lebih mengenal tarian sufi ini.Sebenarnya tarian sufi berasal dari tradisi Turki. Tari Sufi menjadi salah satu peninggalan Rumi yang merupakan perpaduan tradisi, sejarah, kepercayaan, dan budaya Turki. Nah, kalau di gambarkan tari sufi ini menggambarkan islam yang sangat dekat dengan kedamaian dan cinta. Itulah yang di tunjukan oleh Rumi sebagai pencipta Tarian sufi atau Sema. Biasanya, tarian Sufi Maulana Jamaludin Rumi ini ditampilkan satu jam menjelang buka puasa selama bulan ramadhan
6.      Musik
Dalam hal musik di ketahui bahwa Musik Turki mencakup unsur-unsur musik rakyat Asia Tengah, Arab, musik klasik Persia, musik kuno Yunani-Romawi dan musik populer modern Eropa dan Amerika. Turki, kaya akan warisan musik, telah mengembangkan seni di dua daerah, musik klasik Turki mirip dengan Yunani-Romawi dan musik rakyat Turki Serupa dengan Asia Tengah

D.    Kondisi Politik
Jauh sebelum masa Dinasti Utsmani, beberapa kali kaum muslim mencoba menaklukan Konstantinopel. Mereka didorong sabda Nabi riwayat Abu Qubayl, “Ketika kami sedang bersama Abdullah ibn Amr ibn al-‘Ash, ia ditanya, “Kota manakah yang terlebih dahulu akan ditaklukkan, Konstantinopel atau Roma?” Abdullah meminta sebuah kotak berhias miliknya, lalu bercerita, “Ketika kami tengah duduk menulis di sekeliling Rasulullah, tiba – tiba beliau ditanya, ‘Kota manakah yang terlebih dahulu akan ditaklukan, Konstantinopel atau Roma?” beliau menjawab, “Kota Heraklius (maksudnya kota Konstantinopel) terlebih dahulu.”Usaha pertama penaklukan Konstantinopel dilancarkan pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, di pengujung 32 H/ 653 M, di bawah pasukan pimpinan Mu’awiyah ibn Abi Sufyan, penguasa Syam kala itu yang menerobos Asia Kecil hingga pimpinan Busr ibn Abi Artha’ah yang ingin membantu pasukan artileri islam, yang bergerak dari Tripoli Barat Menuju Konstantinopel. Tapi, usaha ini gagal.Pada 44 H/ 664 M, usaha kedua dilancarkan pada masa Mu’awiyah ibn Abi Sufyan. Usaha ini juga gagal.
Tahun 48 H/ 669 M, Mu’awiyah mencoba lagi. Ia mengirim pasukan besar pimpinan Sufyan ibn ‘Awf yang ditemani Yazid ibn Mu’awiyah dan sejumlah sahabat terkemuka dari Muhajirin dan Anshar, seperti Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Umar, Abdullah ibn al – Zubayr, dan Abu Ayyub al – Anshari. Sementara itu, armada laut islam yang berada di bawah pimpinan Busr ibn Artha’ah bergerak menerobos selat Dardanelle tanpa perlawanan. Pengepungan kota dari barat dan laut terus berlanjut sampai tujuh tahun tapi tanpa hasil. Pasukan muslim pun menarik diri ke markas pada 58 H/ 678 M Pada 96 H/ 715 M, Sulaiman ibn Abdul Malik duduk sebagai khalifah. Ia mencoba menaklukan Konstantinopel. Ia memerintahkan saudaranya, Maslamah ibn Abdul Malik untuk tidak meninggalkan Konstantinopel sampai berhasil menaklukannya. Pada permulaan 98 H/ 716 M, Masmalah bergerak menerobos dataran tinggi Anatolia sejumlah kota dan benteng milik Romawi.
 lalu mulai mengepung kota Konstantinopel. Untuk kali kedua, pada 2 Muharram 99 H/ 15 Agustus 717 M, Maslamah mengepung kota Konstantinopel lagi. Tapi beberapa minggu kemudian, 10 Safar 99 H, dating kabar perihal kematian Khalifah Sulaiman ibn Abdul Malaik. Selain itu, musim dingin tiba dan cuaca sangat ekstrem. Ini semua membuat Maslamah menarik [8]diri dan kembali ke SyamSetelah itu, tak ada usaha serius lagi dari khalifah untuk menaklukkan Konstantinopel, meskipun pasukannya sudah berhasil mendekati kota lebih dari sekali Perang paling masyhur terjadi di masa kekhalifahan al-Mahdi dari Dinasti Abbasiyah. Pada musim panas 165 H/ 783 M, anak al – Mahdi, Harun al – Rasyid bergerak memerangi Dinasti Byzantium. Al – Rasyid menerobos dataran tinggi Anatolia hingga mencapai tepian Selat Bosphorus, lalu membuat markas di atas Bukit Chrysopolis (Scutari) yang menghadap langsung Konstantinopel. Waktu itu, Byzantium dipimpin Konstantin VI yang masih belia sehingga roda pemerintahan dipegang ibundanya, Eyrene. Pasukan al – Rasyid dapat menekuk lutut musuh dan memaksa Eyrene menandatangani perjanjian damai dengan membayar upeti tahunan kepada Dinasti Abbasyiah Dinasti Utsmani berupaya kembali menaklukan Konstantinopel dilancarkan pada 798 H/ 1395 M. Hanya saja, serangan Timur Leng di daerah – daerah perbatasan Dinasti Utsmani memaksa Sultan Bayazid menghentikan pengepungan.
Penaklukan Konstantinopel menjadi kerinduan dan impian kaum Utsmani sejak berdirinya dinasti mereka. Sultan Utsman, pendiri Dinasti telah mewasiatkan penaklukan kota ini kepada sultan – sultan sepeninggalannya. Tapi tidak ada satu sultan pun sesudah Utsman yang sanggup mewujudkannya hingga datang masa Sultan Muhammad II (al – Fatih) Sultan Muhammad al – Fatih memulai persiapan penaklukan. Ia membangun benteng di daratan Eropa dekat Selat Bosphorus yang menghadap sebuah benteng di daratan Asia yang dibangun Sultan Bayazid I. Dengan demikian, ia dapat mengawasi Selat Bosphorus dan mencegah bantuan Kristen datang ke Konstantinopel.
Kaisar merasa bahwa Sultan berencana menduduki negerinya. Kaisar pun menawarkan diri membayar upeti asalkan negerinya tidak diduduki tapi ditolak Sultan. Ketika Sultan menolak tawaran Kaisar Byzantium yang bersedia membayar upeti asalkan Konstantinopel tidak diserang, sang Kaisar segera meminta bantuan Kristen – Eropa. Genoa (salah satu kerajaan Kristen Eropa kala itu) menanggapi permintaan sang kaisar dengan mengirim 30 kapal perang. Tapi ke-30 kapal ini datang ketika Konstantinopel sudah dikepung dari segala arah oleh pasukan Genoa pun tak terhindarkan. Pasukan Utsmani gagal mengejar pasukan Genoa yang berhasil masuk ke Golden Horn karena rantai – rantai besi Golden Horn dipasang kembali.
Jumlah angkatan darat Utsmani yang mengepung Konstantinopel sekitar 250.000 orang, sementara angkatan lautnya sekitar 180 kapal perang.
Pasukan Utsmani ingin menerobos Golden Horn yang benteng-bentengnya terbilang paling lemah. Mereka memakai satu cara aneh yang tidak pernah dipikirkan seorang pun sebelumnya. Mereka memasang papan – papan kayu berukuran besar yang memanjang dari [9]selat Bosphorus sampai Golden Horn, lalu melumurinya dengan minyak dan lemak. Setelah itu, mereka menggelincirkan kapal – kapal perang islam di atas papan – papan tersebut. Setelah sampai di Golden Horn dari segala arah pasukan Utsmani mulai memberondong pagar – pagar Konstantinopel dengan meriam. Tak ada yang bisa menahan gempuran Utsmani pada fajar 15 Jumadil Awal 857 H, Kota Konstantinopel dapat diterobos pasukan muslim dan penguasanya terbunuh di pertempuran. Seluruh penjuru kota dapat ditaklukan.
Setelah itu, Sultan Muhammad al- Fatih memerintahkan pengumandangan azan di gereja Hagia Sophia (Aya Sofia) yang menandai perubahan fungsi gereja. Gereja Aya Sofia merupakan jantung Kristen – Ortodoks dunia yang menandingi Vatikan sebagai jantung Kristen – Katolik. Sultan juga memerintahkan perubahan nama Konstantinopel menjadi Islam Bul (Istanbul) yang berarti “Kota Islam”. Istanbul lalu dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan Utsmani sampai masa penghapusan Khilafah.
E.     Sejarah masuk,nya islam di Turki
1.      Timbulnya Ottoman Turki dan Penaklukan Konstantinopolis (Istanbul sekarang)
Kaum Turki Osmanli atau Ottoman muncul sebagai sebuah kekuatan pada abad 14M, menggantikan Emirat Turki Seljuk Konya sebelumnya  Mereka adalah ‘…para Muslim fanatik…Para pemimpin suku mereka disebut sebagai Ghazi, pejuang pembela aqidah Islam. Menaklukan para kafir adalah bagi mereka sebuah kewajiban ilahi.’  Sebab itu, ciri-ciri jihad bagi kaum Ottoman adalah sama saja baik offensive/menyerang maupun defensive, dan sudah menjadi keyakinan mereka bahwa non-Muslim harus ditundukkan oleh pedang. Pada 1354 mereka pun menduduki Gallipoli, dan lalu meluas ke seluruh jazirah Balkan, menaklukan bangsa Serbia pada Perang Kosovo 1389, lalu meneruskan penjajahan ke Bulgaria dan Thessalia, 1393. Ini berarti bahwa ibu kota Kekaisaran Byzantium (atau apalah yang tersisa daripadanya saat itu), Konstantinopolis, sekarang sudah terkepung. ‘Tutuplah gerbang-gerbang kotamu’ kata Sultan kepada Kaisar Byzantium Manuel II (1391-1425), ‘aku toh sudah memiliki semuanya di luar kotamu’ Saat itu tinggal masalah waktu saja kapan Konstantinopolis akan diserang, dan di bawah kekuasaan Sultan Mehmet II yang enerjetik dan kejam, orang2 Ottoman mulai mengepung ibu kota Byzantium pada April 1453 – ini bahkan bertentangan dengan sumpahnya sendiri pada saat naik tahta sultan pada 1451, bahwa sultan bersumpah demi Al-Quran kepada duta besar Byzantium bahwa dirinya akan menghormati kedaulatan wilayah yang terakhir ini.
Rupa-rupanya, sebuah sumpah kepada seorang ‘infidel/kafir’ adalah omong kosong belaka. Tidak ada alasan untuk berkata bahwa pengepungan Konstantinopolis merupakan [10]sebuah bentuk jihad yang membela-diri, malahan, ini jelas adalah tindakan agresi yang sepihak. Mati-matian membela diri, kalah jumlah dan kalah senjata, kota itu akhirnya jatuh pada hari Senin 28 Mei 1453 (atau sumber resmi lain: Selasa 29 Mei 1453). Harus dicatat di sini bahwa pada 6 April Sultan Mehmet II mengirimkan pesan kepada Kaisar Konstantin XI, tentang sebuah maklumat yang kemudian ditolak oleh Konstantin, ‘menyatakan bahwa, sebagai mana yang tertulis dalam hukum Islam, setiap warga kota akan dibiarkan hidup jika kota diserahkan tanpa perlawanan.
Implikasi maklumat ini sangat jelas: jika kota melawan, jiwa para penduduk tentu akan terancam. Dan memang inilah yang terjadi pada saat kota itu jatuh pada hari Selasa 29 Mei 1453, pasukan-pasukan Muslim membantai, menjarah, dan memperbudak masyarakat Kristiani dalam jumlah yang sangat besar  Kenyataan ini, yang jarang disebutkan oleh para Muslim pada saat mereka merayakan event kemenangan mereka, memperlihatkan betapa tertanamnya nilai pembantaian dan penindasan di dalam Khalifah Ottoman, dan wajar saja beralasan bagi non-Muslim untuk was-was prihatin kapan pun mereka mendengar Muslim bernostalgia mengenang ‘kejayaan’ masa lalu mereka. Mehmet II lalu memasuki gereja agung Agia Sofia, kathedral utama kaum Kristen Timur, alih-alih dari menghormati integritas religinya, dia malah mengislamkanya, mengubahnya secara resmi jadi masjid (sekarang namanya Aya Sofia di Istanbul). Menjelang abad ke-16, seluruh Balkan sudah dijajah oleh penguasa Muslim.
2.      Kebebasan dan Harga Diri Kaum Nasrani di bawah Kekuasaan Turki Ottoman
Gambarannya memang tidak melulu gelap. Bangsa Turki memang mengizinkan kaum Kristen Orthodox Yunani sebuah hak otonomi internal untuk mengatur sendiri urusan-urusan sosial dan agama mereka – konsep Millat namanya. Sultan sering mengangkat seorang Yunani sebagai Grand Vizier (Wasir Agung), dan panglima dari Angkatan Laut Ottoman seringkali adalah seorang Yunani. Namun bagaimana pun, status kewarganegaraan penuh hanya diperuntukkan bagi mereka yang memeluk Islam. Sultan seringkali ikut campur dalam hal pemilihan ketua gereja Orthodox (patriarch), dan bahkan bisa-bisanya mengatur urusan mereka. Pada waktu-waktu tertentu, beberapa patriarch malah dieksekusi mati. Tidak ada kebebasan beragama penuh ataupun persamaan hak.
Salah satu yang praktek2 yang paling meyakinkan untuk mempertanyakan Keagungan Khalifah Ottoman yang ‘katanya’ merupakan Masa Keemasan bagi kaum minoritas agama lain adalah rekrutmen/caranya merekrut Janissariyah (pasukan khusus Ottoman), yang dimulai pada abad mereka secara paksa merampas anak-anak lelaki dari keluarga Kristen [11]yang diperbudakkan (umumnya dari keluarga orang Yunani, tapi lalu juga dari bangsa2 Armenia, Bulgaria, Albania, dan Serbia), dan membesarkan anak2 ini dalam sebuah kamp khusus. Mereka lalu melatih anak2 ini menjadi Turki fanatik, penjagal2 berdarah dingin terhadap keluarga mereka sendiri. Anak2 ini dibesarkan untuk mempercayai bahwa ayah mereka adalah sang Sultan dan jika mereka sampai tewas di medan perang berarti mereka masuk surga. Jadi, karena Angkatan Perang baru ini, Janissariah (Yeni-ceri bahasa Turkinya) orang2 Turki melanjutkan penaklukan2 mereka.’
Pasukan2 Ottoman lalu menyerang desa-desa Kristen, menculik anak2 kecil, yang kemudian dibawa ke Konstantinopolis sebagai serdadu-budak, dan secara paksa di-Islamkan. Mereka ini dilarang berhubungan dengan wanita, kecuali saat mereka menyerang kota atau desa musuh, itulah saatnya diperkenankan untuk menjarah dan memperkosa sepuasnya selama tiga hari berturut-turut. Hal ini berlanjut terus sampai 1700, setelah keanggotaan lambat laun berubah menjadi tradisi turun-temurun, dan akhirnya berakhir dengan penghapusan Janissariyah, setelah timbul sebuah pemberontakan. Anak-anak orang Nasrani lainnya masih saja diculik untuk dijadikan budak sebagai pembantu-pembantu istana, kasim, dan gundik (harem). Praktek-praktek macam inilah yang meninggalkan kenangan pahit bagi penduduk Balkan dan Armenia tentang masa penjajahan Muslim yang berabad-abad itu.
Praktek/kebiasaan2 ini tentulah akan menjadi budaya di Eropa Barat juga jika saja pengepungan Ottoman terhadap Vienna tahun 1683 itu sampai berhasil dengan kemenangan. Lagi-lagi, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa ini adalah jihad membela diri. Inilah agresi sepihak. Tindakan Ottoman menyerang Austria mulai membuat orang Eropa sadar akan apa yang akan menimpa mereka jika sampai Khalifah berhasil memperluas wilayahnya sampai menguasai seluruh Eropah. Anggota2 pasukan Ottoman ‘membakar habis desa-desa, memperbudak kaum wanita dan anak-anak, dan kaum lelaki yang trampil. Yang sakit dan yang tua mereka penggal. Mereka membumiratakan gereja2 dan menginjak2 lambang2 salib di tanah Mereka sibuk ‘membakar, memperkosa, menjagal, memperbudak…. Harus diingat bahwa pasukan Muslim ini dipimpin oleh Wasir Agung sendiri, Kara Mustafa. Sulit untuk dimengerti bagaimana perilaku2 semacam itu bisa dianggap sesuatu yang membuat orang tertarik kepada Islam.
Diskriminasi terhadap kaum Nasrani terus berlanjut berabad-abad di bawah pemerintahan Khalifah Ottoman. Sebuah contoh akan hal ini ditemukan di dalam perjanjian damai yang mengakhiri Perang Krimea 1854-56. Perang dimulai dari pertengkaran antar [12]Rusia dengan Khalifah Ottoman. Kesepakatan diulangi oleh Perjanjian Paris pada Maret 1856. Biasanya perhatian utama diberikan kepada pasal Inggris dan Prancis yang melarang kapal perang Rusia di Laut Hitam. Perhatian yang lebih kecil difokuskan pada Artikel 9 dari Kesepakatan itu, yang mengharuskan Khalifah Ottoman memperlakukan penduduk dengan adil ‘tanpa membedakan agama atau ras’. Ini membuktikan bahwa Khalifah Ottoman memang benar2 terlibat dalam sebuah upaya pen-diskriminasi-an yang sistematik. Alih-alih dari menghormati kesepakatan damai, Khalifah ini malah mengeluarkan sebuah maklumat pada tahun yang sama yang mewajibkan kaum non-Muslim untuk mendapatkan izin dahulu dari sang Khalif sendiri kalau ingin membangun atau memperbaiki tempat2 ibadah. Secara effektif, ini berarti sebuah kelanjutan dari prinsip2 hukum Syari’ah Islam, dan suatu pelanggaran dari Kesepakatan Damai Paris.
Tidak hanya kebebasan kaum Nasrani yang dibatasi oleh Khalifah, harga-diri kaum Kristen ini juga sering kali diinjak-injak. Sampai menjelang Perang Besar dan pembersihan etnis 1915, orang2 Nasrani Armenia mendandani anak2 perempuan mereka supaya kelihatan seperti anak2 lelaki agar jangan sampai diperkosa atau diculik (atau dua2nya) oleh Muslim2 Ottoman. Faktanya, setiap bocah berada di bawah bahaya penculikan. Sebuah contoh yang khas dari kedengkian Muslim Ottoman terhadap orang Kristen diperlihatkan oleh bukti dokumen izin-pemakaman yang dikeluarkan oleh seorang qadi (penggawa/lurah Muslim) dalam 1855 yang diperuntukkan bagi seorang Nasrani yang wafat: ‘Kami menyatakan ini kepada pendeta gereja Maryam, bahwa bangkai si Saideh yang najis, busuk, dan bau, terkutuklah hari ini, sudah boleh dimakamkan. Tidak diragukan lagi, jika sentimen2 yang tertulis sedemikian itu dimaksudkan untuk satu saja jasad Muslim, Muslim akan mengganggap ini sebagai kebencian dan tidak berprikemanusiaan; jadi tidak sepantasnyalah mereka kaget jika lalu orang2 Nasrani pun bisa bereaksi sama, dan sulit untuk meng-iya-kan Khalifah sebagi sebuah rejim-pemerintah idaman.
3.      Pembantaian-pembantaian oleh Khalifah
Menjelang abad 19 kekaisaran Ottoman memudar, dan gerakan2 ke arah kemerdekaan mulai bermunculan di antara bangsa2 Balkan. Masa ini adalah cikal-bakal nasionalisme modern, dan ada suatu keinginan besar di antara orang2 Nasrani Balkan untuk membebaskan diri mereka dari para penjajah Turki (dan dalam hal bangsa Romania, dari penguasa Phanariot Yunani yang dipakai Ottoman sebagai kaki-tangan mereka). Namun, nasionalisme saja tidak cukup untuk memotivasi Eropa untuk membebaskan diri dari Turki. [13]Sebagai Kristen, orang2 Balkan paling tinggi derajatnya hanya sebagi warga kelas dua – barang rendahan, tidak punya persamaan derajat beragama.

IV.   Kesimpulan
Dari pemaparan isi makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa negara Turki yang berideologi sekuler dapat menanamkan dan menerapkan nilai-nilai agama islam ke dalam kehidupan sehari-hari. Ini membuktikkan bahwa kehidupan bernegara sebuah masyarakat tidak melulu dipengaruhi oleh sistem pemerintahan atau sistem politiknya. Seperti halnya di Indonesia, walaupun pemerintah menempatkan nilai-nilai agama dalam berbagai kebijakan pemerintah, tetapi belum tentu masyarakatnya melakukan hal yang didorong oleh pemerintah tersebut. Terlihat dari banyaknya perilaku umat islam di Indonesia yang tidak islami dan malah terlihat sekuler.
Dari pemaparan di atas juga dapat diambil pelajaran terkait bagaimana agar Indonesia dapat memajukan kondisi ekonomi masyarakat dari sisi pariwisata, dan untuk menjaga kondisi sosial budaya masyarakatnya. Pemerintah Indonesia bisa melihat sisi positif yang diterapkan di Negara Turki, agar lebih berkembang ke arah kemajuan untuk menghadapi era globalisasi ini. Tentunya dengan tidak memasukkan sisi negatif yang berdampak pada kemunduran bangsa


DAFTAR PUSTAKA


Darajat, Deden Mauli. 2016. Catatan dari Istanbul. Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam.
Ibrahim, Qasim A. dan Saleh,  Muhammad A. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam Jejak Langkah   Peradaban Islam dari Masa Nabi hingga Masa Kini, terj. Zainal Arifin. Jakarta: Zaman)
Karina S A, Nina dan Sasongkowati, Retno. 2013. History Of The World Sejarah Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta: Penerbit Indolestari.
McQuail, Denis. 2012. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.





[1] Darajat, Deden Mauli. 2016. Catatan dari Istanbul. Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam.
   Ibrahim, Qasim A. dan Saleh,  Muhammad A. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam
[2] Darajat, Deden Mauli. 2016. Catatan dari Istanbul. Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam.
   Ibrahim, Qasim A. dan Saleh,  Muhammad A. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam
[3] Ibrahim, Qasim A. dan Saleh,  Muhammad A. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam
   Karina S A, Nina dan Sasongkowati, Retno. 2013. History Of The World Sejarah Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta: Penerbit Indolestari
[4] Karina S A, Nina dan Sasongkowati, Retno. 2013. History Of The World Sejarah Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta: Penerbit Indolestari
   Darajat, Deden Mauli. 2016. Catatan dari Istanbul. Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam.
[5] Darajat, Deden Mauli. 2016. Catatan dari Istanbul. Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam.

[6] Darajat, Deden Mauli. 2016. Catatan dari Istanbul. Banten: Yayasan Badan Wakaf Zamzam.
[7] Ibrahim, Qasim A. dan Saleh,  Muhammad A. 2014. Buku Pintar Sejarah Islam Jejak Langkah  
[8] McQuail, Denis. 2012. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
[9] Peradaban Islam dari Masa Nabi hingga Masa Kini, terj. Zainal Arifin. Jakarta: Zaman)
[10] Peradaban Islam dari Masa Nabi hingga Masa Kini, terj. Zainal Arifin. Jakarta: Zaman)
[11] Karina S A, Nina dan Sasongkowati, Retno. 2013. History Of The World Sejarah Dunia Kuno dan Modern. Yogyakarta: Penerbit Indolestari.
[12] Peradaban Islam dari Masa Nabi hingga Masa Kini, terj. Zainal Arifin. Jakarta: Zaman)
[13] McQuail, Denis. 2012. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar