Di kompleks pemakaman Nyai Ageng Ngerang terdapat sejumlah bangunan
yang digunakan untuk fasilitas parkir, baik parkir sepeda motor maupun mobil,
pusat oleh-oleh, warung atau pedagang yang menjajakan makanan dan minuman,
serta penjual bunga yang menyediakan pengunjung kalau ingin nyekar atau tabur
bunga. Di kompleks pemakaman Nyai Ageng Ngerang juga terdapat fasilitas
lengkap, seperti mushola, tempat wudhu, kamar mandi, dan toilet (WC) Sebagaimana
makam-makam tokoh Islam lainnya, makam Nyai Ageng Ngerang banyak didatangi dari
berbagai kalangan, mulai dari yang ingin mendoakan, napak tilas kesejarahan
Nyai Ageng Ngerang, wisata sejarah di makam Nyai Ageng Ngerang, hingga dari
orang-orang yang mengharap berkah. Untuk mengantisipasi agar orang tidak terjerumus
dalam perilaku musyrik, pihak pengelola makam Nyai Ageng Ngerang sudah
mewanti-wanti dengan tulisan yang berada di sekitar makam Nyai Ageng Ngerang
bertuliskan, "Berdoa dan memintalah kepada Allah Swt."
Kompleks pemakaman Nyai Ageng Ngerang berada di tengah-tengah sawah
di mana jalan menuju makam sudah diaspal halus dan kanan-kirinya ada tanaman
palem yang berjajar sepanjang jalan menuju makam. Beberapa tanaman yang ditanam
petani di sekitar kompleks pemakaman, di antaranya tebu dan tanaman sawah Di
wilayah ini pula, pengelola makam melarang orang untuk berburu hewan di sekitar
kompleks pemakaman Nyai Ageng Ngerang. Tidak tahu alasannya apa, tetapi yang
jelas tulisan berisi larangan berburu hewan di sekitar kompleks pemakaman
terpampang jelas di areal bangunan di luar kompleks pemakaman.
Silsilah Nyai Ageng Ngerang
Silsilah Nyai Ageng Ngerang berasal dari dua keturunan orang besar.
Di satu silsilah, Nyai Ageng Ngerang merupakan keturunan dari Nabi Muhammad
Saw. Di arah kedua, silsilah Nyai Ageng Ngerang berasal dari keturunan
raja-raja Majapahit, yakni Prabu Brawijaya 5 Dengan silsilah ini, Nyai Ageng
Ngerang menjadi satu orang istimewa di mana merupakan persilangan antara Nabi
Muhammad dan raja Majapahit. Keistimewaan silsilah Nyai Ageng Ngerang juga
berasal dari Dewi Nawangwulan, yaitu bidadari yang dinikahi oleh Joko Tarub.
Kalau boleh dibilang, Nyai Ageng Ngerang merupakan keturunan manusia dan
bidadari Nyai Ageng Ngerang adalah putri dari Nawangsih di mana Dewi Nawangsih sendiri adalah putri
dari pasangan Joko Tarub dan Dewi Nawangwulan. Jadi, Joko Tarub dan Dewi
Nawangwulan adalah kakek neneknya Nyai Ageng Ngerang. Ayah dari Nyai Ageng
Ngerang adalah Raden Bondan Kejawan atau nama lainnya adalah Aryo Lembu Peteng
atau dijuluki Ki Ageng Tarub 2 yang melanjutkan kepemimpinan Joko Tarub Raden
Bondan Kejawan sendiri adalah putra dari Prabu Brawijaya V yang diutus untuk
menemui Joko Tarub. Lantas, Raden Bondan Kejawan alias Aryo Lembu Peteng
dijadikan anak angkat Joko Tarub dan akhirnya dijodohkan dengan putri Joko
Tarub yang bernama Dewi Nawangsih. Nah, hasil perkawinan dari Raden Bondan
Kejawan dan Dewi Nawangsih inilah melahirkan Nyai Ageng Ngerang dengan nama
asli Nyai Siti Rohmah Roro Kasihan atau Dewi Roro Kasihan Nyai Ageng Ngerang
juga memiliki nama lain bernama Nyai Juminah dan ketika menikah dengan Sunan
Ngerang atau Ki Ageng Ngerang, Nyai Juminah kemudian dipanggil dengan nama Nyai
Ageng Ngerang. Sunan Ngerang sendiri adalah guru dari Sunan Muria yang
mendirikan padepokan atau pondok pesantren di wilayah Ngerang, Kecamatan
Juwana, Kabupaten Pati wilayah timur.
Silsilah Nyai Ageng Ngerang ke bawah kemudian menurunkan raja-raja
Mataram Islam (Panembahan Senopati, Raden Mas Jolang, Sultan Agung) yang sampai
saat ini sampai ke Keraton Kasultanan Surakarta Hadiningrat. Setelah melihat
silsilah Nyai Ageng Ngerang tersebut, berkunjung ke makam Nyai Ageng Ngerang
menjadi satu wisata sejarah di Pati yang perlu diteladani Makam Nyai Ageng
Ngerang oleh pemerintah diresmikan pada 21 Mei 1998 dan acara haul diperingati
pada 1 Suro atau tanggal tahun baru kalender Islam. Makam Nyai Ageng Ngerang
terletak di sebelah selatan Kabupaten Pati, sekitar 17 km dari jantung kota
Pati (alun-alun Pati) Tepat di depan pintu masuk makam Nyai Ageng Ngerang terdapat
pos pendaftaran di mana pengunjung akan diminta data oleh petugas. Data
tersebut biasanya hanya nama dan desa asal pengunjung. Kadang, penjaga pos
pendaftaran makam Nyai Ageng Ngerang tidak meminta data. Di awal pintu masuk,
pengunjung disambut dengan tulisan "Makam Waliyyulloh Nyai Ageng Ngerang
Dukuh Ngerang, Tambakromo, Pati". Waliyyulloh berarti wali Allah yang
menjadi sebutan populer bagi tokoh penting penyebar agama Islam pada zaman
Walisongo.
Saat ini, makam Nyai Ageng Ngerang dijaga oleh juru kunci yang
diambil dari Keraton Surakarta. "Makam Nyai Ageng Ngerang bukan saja
menjadi bagian dari pengelolaan pemerintah Kabupaten Pati, tetapi juga langsung
berada di bawah naungan Keraton Kasultanan Surakarta," ujar juru kunci
Nyai Ageng Ngerang kepada reporter wisata sejarah Direktori Pati Juru kunci
makam Nyai Ageng Ngerang juga mengatakan bahwa menjadi juru kunci di makam Nyai
Ageng Ngerang tidak sembarangan, tetapi melalui proses seleksi yang berada di
bawah pengawasan Kasultanan Surakarta. "Setiap juru kunci yang akan
mengabdi di makam Nyai Ageng Ngerang melalui proses seleksi dari Keraton
Kasultanan Solo atau Surakarta," tutur Sang Juru Kunci makam Nyai Ageng
Ngerang Lebih lanjut, juru kunci mengatakan bahwa menjadi juru kunci harus siap
tidak melakukan hubungan intim dengan istri. Sebab, katanya, menjadi juru kunci
harus benar-benar suci dan menjadi juru kunci adalah pilihan hidup yang ia
jalani. Menurutnya, dia juga jarang pulang ke Surakarta karena setiap hari
melayani setiap peziarah atau wisatawan yang mengunjungi makam Nyai Ageng
Ngerang
Pegunungan Kendeng bukan hanya terkenal dengan sumber daya buminya
yang kemudian perusahaan swasta berupaya keras akan mendirikan pabrik semen di
sana, wilayah pegunungan Kendeng yang terletak di Kabupaten Pati juga terdapat
salah satu makam tokoh penyebar agama Islam, yaitu Nyai Ageng Ngerang yang
bernama asli Siti Rohmah Roro Kasian. Oleh karena itu, wisata sejarah di makam
Nyai Ageng Ngerang Pati menjadi satu destinasi wisata Pati yang mengesankan Dikatakan
mengesankan karena Nyai Ageng Ngerang adalah tokoh penyebar agama Islam di
tanah Pati yang memiliki perjuangan dan kegigihan yang besar dalam menyerukan
syiar agama Islam di wilayah pesisir utara Laut Jawa, tepatnya di Pati, Jawa
Tengah. Makam Nyai Ageng Ngerang sendiri tidak terletak persis di pegunungan
Kendeng, tetapi berada di lereng pegunungan Kendeng atau kaki gunung Kendeng,
tepatnya di Dukuh Ngerang, Desa Tambakromo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten
Pati, Jawa Tengah, Indonesia.
Nyai Ageng Ngerang adalah seorang ulama wanita wali nukbah yang
hidup semasa dengan Dewan Wali Songo yang menyebarkan agama islam di daerah
Juwana,Lereng Muria dan daerah lereng pegunungan Kendeng Pati Selatan.Nama
lengkapnya Nyai Siti Rohmah Roro Kasihan.Nyai Ageng Ngerang keturunan bangsawan
kerajaan Majapahit dan mempunyai nasab dengan Nabi Muhammad Saw generasi ke 25
dari jalur keluarga Bani alawi Hadramaut Makam Nyai Ageng Ngerang terletak di
pedukuhan Ngerang Desa Tambakromo kecamatan Tambakromo kabupaten Pati Jawa Tengah.Tepatnya
terletak di kawasan Pati Selatan di bawah lereng Pegunungan Kendeng.Sekitar 18
km sebelah selatan kota Pati.
Makam Beliau dipelihara dan dikeramatkan serta dijaga dengan baik
oleh masyarakat pedukuhan Ngerang.Dan terakhir kali makam beliau dipugar total
sekitar tahun 1997 dan diresmikan pada tanggal 21 mei 1998 bertepatan dengan jatuhnya
rezim presiden Soeharto Disekitar makam beliau terdapat petilasan-petilasan
bersejarah Nyai Ageng Ngerang dalam menyebarkan agama islam.
Nama Pedukuhan Ngerang sendiri berasal dari kata nama sebutan
beliau,karena Suami Beliau adalah seorang ulama yang berasal dari Ngerang
Juwana yakni Ki Ageng ngerang I atau Syeh Muhammad Nurul Yaqin,yang disebut
dengan nama Sunan Ngerang.
Silsilah Nyai Ageng Ngerang
Menurut beberapa catatan Babad Tanah Jawi,Serat Centhini dan
berbagai sumber termasuk dari Keraton Surakarta hadiningrat nama asli beliau
adalah Dewi Roro Kasihan .Nama lainnya yakni Nyai Siti Rohmah Roro Kasihan dan
Nyai Juminah .Dan karena beliau menikah dengan Ki Ageng Ngerang maka beliau
lebih dikenal dengan sebutan Nyai ageng Ngerang Beliau mempunyai tali lahir
bathin dengan para sultan,para sunan dan guru besar agama yang bersambung pada
Raja Brawijaya V,raja Majapahit Prabu Kertabumi yang memerintah pada tahun
1468-1478 dan pula bersambung dengan keturunan Bani Alawi Hadramaut yang
mempunyai garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad Saw generasi ke 25.
Menurut Babad Tanah Jawi Prabu Kertabumi mempunyai banyak istri
namun dalam catatan sejarah hanya beberapa istri yang mendapat perhatian
sejarawan.Diantaranya dengan putri champa(negeri cermai)daerah kamboja dan
mempunyai putra yang bernama Raden Patah,nama kecilnya jien Boen dan menjadi
Raja pertama kerajaan Demak Bintoro.Dan Prabu Kertabumi yang terakhir menikah
dengan Putri Wandan Kuning yang menurut sejarawan berkulit kehitaman yang
berasal dari negeri Phandhan ,India.Dan dari pernikahan dengan Putri Wandan
kuning inilah yang menurunkan Raja-raja di Tanah jawa Prabu Kertabumi menikahi
Putri Wandan Kuning dan mempunyai satu putra yang bernama Raden Bondan
Kejawan,nama lainnya Aryo Lembu Peteng dan Ki Ageng Tarub II.
Raden Bondan Kejawan dititipkan ayahnya sejak kecil di Ki Buyut
Pati atau Ki Masharar.Dan setelah beranjak dewasa kemudian dititipkan dan berguru
ke Ki Ageng Tarub.penitipan beliau ke Ki Ageng Tarub oleh ayahnya dengan
harapan kelak keturunan Prabu Kertabumi dapat menjadi Raja yang mumpuni dan
dapat beristri dengan keturunan kahyangan yang suci.Menurut Babad Tanah Jawa Ki
Ageng Tarub mempunyai istri seorang Bidadari kahyangan yang bernama Dewi Nawang
Wulan.Dan kemudian mempunyai satu putri yang bernama Dewi Retno Nawang Sih.Dewi
Nawang Sih kemudian dinikahkan dengan Raden Bondan Kejawan/Aryo Lembu Peteng
dan mempunyai 3 putra yakni:Ki Ageng Wonosobo,Ki Getas Pendowo dan Nyai Ageng
Ngerang.
Berikut Silsilah Nyai Ageng Ngerang:
*Nama asli: Dewi Roro Kasihan
*Nama lain: Nyai Siti Rohmah Roro Kasihan
*Nama lainnya: Nyai Juminah
*Nama Populer di masyarakat:Nyai Ageng Ngerang.
*Suami Beliau: Ki Ageng Ngerang I atau Sunan Ngerang atau Syeh
Muhammad Nurul Yaqin.
*Ayah beliau:Raden Bondan Kejawan atau aryo Lembu Peteng.
*Ibu beliau:Dewi Retno Nawang Sih.
*Kakek nenek :Prabu Kertabumi Brawijaya V +Putri Wandan Kuning
*Kakek nenek :Ki Ageng Tarub + Dewi nawang Wulan,seorang bidadari
kahyangan.
*Saudara kandung:Ki Ageng Wonosobo dan Ki Ageng Getas Pendowo.
*Keturunan Nyai Ageng Ngerang sbb:
#1.Roro Kinasih atau Nyi Ageng Selo II
Putri Nyai ageng Ngerang ini menikah dengan sepupunya sendiri yakni
Ki Ageng Selo (seorang legendaris si penangkap petir),kemudian bernama Nyi
Ageng Selo.Ki Ageng Selo adalah keponakan dan sekaligus menantu Nyai Ageng
Ngerang.Nyi Ageng Selo mempunyai 6 putri dan Ki Ageng Henis.
Ki Ageng Henis berputra Ki Ageng Pemanahan.dan Ki ageng Pamanahan
berputra Raden Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati Mataram.
#2.Ki Ageng Ngerang II
Ki Ageng Ngerang II mempunyai putra yakni:Ki Ageng Ngerang III,Ki
Ageng Ngerang IV,Ki Ageng Ngerang V dan Pangeran Kalijenar.
Ki Ageng Ngerang III menikah dengan Raden Ayu Panengah salah satu
putri Sunan kalijaga da mempunyai putra yang bernama Ki Ageng Penjawi,yang juga
disebut Ki Ageng Pati karena beliau mendapat hadiah dari Raja Pajang yakni
tanah perdikan Pati yang sudah berbentuk wilayah .
sedang Ki Penjawi mempunyai 2 putra yakni Waskita Jawi atau Roro
Sari yang menjadi permaisuri Panembahan Senopati Sutawijaya Raja pertama
Mataram Islam dan kemudian bergelar Ratu Mas.Dan yang satu lagi bernama Wasis
Joyokusumo dan bergelar adipati Pragola Pati.
Sunan Pakubuwono XII adalah keturunan Nyai Ageng Ngerang generasi
yang ke 18 Dan Sunan Pakubuwono XIII yang sekarang dan Sultan Hamengkubuwono X
adalah keturunan Nyai Ageng Ngerang generasi ke 19.
3.Roro Nyono
kisah hidupnya menjadi dengan legenda di masyarakat Pati.Roro Nyono
menikah dengan Sunan Muria.Sunan Muria merupakan salah satu murid Sunan
Ngerang.
4.Roro Pujiwati
Roro Pujiwat terkenal akan kecantikan dan kesolehannya.Namun kisah
hidupnya sangat tragis karena terbunuh oleh pemuda yang ditolak cintanya karena
tak bisa memenuhi persyaratannyauntuk mengambil pintu kaputren Majapahit dalam
semalam.
Nyai Ageng Ngerang merupakan Pepunden atau Leluhur Pati,Kesunanan
Surakarta Hadiningrat dan Kesultanan Yogyakarta.Nyai Ageng Ngerang diperkirakan
hidup di abad XV,masa hidup beliau sangat panjang.Masa hidup beliau sezaman
dengan para sunan dan para Wali Songo.Bahkan Padepokannya sering disinggahi
para sunan dan para Wali Songo.Beliau menetap dan mendirikan padepokan
(pesantren) di lereng pegunungan kendeng
Pati bagian selatan tepatnya pedukuhan
Ngerang desa Tambakromo Pati.
Setiap tanggal 1 suro atau 1 muharram Haul wafat beliau selalu
dilaksanakan dengan meriah dan khidmat.Banyak yang menghadiri Haul Beliau dari
masyarakat setempat dan luar daerah pelosok tanah air bahkan Para Punggawa
Keraton Surakarta Hadiningrat setiap tahun turut menghadiri kirab haul
beliau.Dan situs makam beliau dijadikan salah satu cagar budaya dan dimasukkan
didalam kalender wisata tahunan pemerintah kabupaten Pati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar