Rabu, 17 Januari 2018

Sejarah Kuno Nyi Ageng Ngerang


Di kompleks pemakaman Nyai Ageng Ngerang terdapat sejumlah bangunan yang digunakan untuk fasilitas parkir, baik parkir sepeda motor maupun mobil, pusat oleh-oleh, warung atau pedagang yang menjajakan makanan dan minuman, serta penjual bunga yang menyediakan pengunjung kalau ingin nyekar atau tabur bunga. Di kompleks pemakaman Nyai Ageng Ngerang juga terdapat fasilitas lengkap, seperti mushola, tempat wudhu, kamar mandi, dan toilet (WC) Sebagaimana makam-makam tokoh Islam lainnya, makam Nyai Ageng Ngerang banyak didatangi dari berbagai kalangan, mulai dari yang ingin mendoakan, napak tilas kesejarahan Nyai Ageng Ngerang, wisata sejarah di makam Nyai Ageng Ngerang, hingga dari orang-orang yang mengharap berkah. Untuk mengantisipasi agar orang tidak terjerumus dalam perilaku musyrik, pihak pengelola makam Nyai Ageng Ngerang sudah mewanti-wanti dengan tulisan yang berada di sekitar makam Nyai Ageng Ngerang bertuliskan, "Berdoa dan memintalah kepada Allah Swt."
Kompleks pemakaman Nyai Ageng Ngerang berada di tengah-tengah sawah di mana jalan menuju makam sudah diaspal halus dan kanan-kirinya ada tanaman palem yang berjajar sepanjang jalan menuju makam. Beberapa tanaman yang ditanam petani di sekitar kompleks pemakaman, di antaranya tebu dan tanaman sawah Di wilayah ini pula, pengelola makam melarang orang untuk berburu hewan di sekitar kompleks pemakaman Nyai Ageng Ngerang. Tidak tahu alasannya apa, tetapi yang jelas tulisan berisi larangan berburu hewan di sekitar kompleks pemakaman terpampang jelas di areal bangunan di luar kompleks pemakaman.
Silsilah Nyai Ageng Ngerang
Silsilah Nyai Ageng Ngerang berasal dari dua keturunan orang besar. Di satu silsilah, Nyai Ageng Ngerang merupakan keturunan dari Nabi Muhammad Saw. Di arah kedua, silsilah Nyai Ageng Ngerang berasal dari keturunan raja-raja Majapahit, yakni Prabu Brawijaya 5 Dengan silsilah ini, Nyai Ageng Ngerang menjadi satu orang istimewa di mana merupakan persilangan antara Nabi Muhammad dan raja Majapahit. Keistimewaan silsilah Nyai Ageng Ngerang juga berasal dari Dewi Nawangwulan, yaitu bidadari yang dinikahi oleh Joko Tarub. Kalau boleh dibilang, Nyai Ageng Ngerang merupakan keturunan manusia dan bidadari Nyai Ageng Ngerang adalah putri dari Nawangsih  di mana Dewi Nawangsih sendiri adalah putri dari pasangan Joko Tarub dan Dewi Nawangwulan. Jadi, Joko Tarub dan Dewi Nawangwulan adalah kakek neneknya Nyai Ageng Ngerang. Ayah dari Nyai Ageng Ngerang adalah Raden Bondan Kejawan atau nama lainnya adalah Aryo Lembu Peteng atau dijuluki Ki Ageng Tarub 2 yang melanjutkan kepemimpinan Joko Tarub Raden Bondan Kejawan sendiri adalah putra dari Prabu Brawijaya V yang diutus untuk menemui Joko Tarub. Lantas, Raden Bondan Kejawan alias Aryo Lembu Peteng dijadikan anak angkat Joko Tarub dan akhirnya dijodohkan dengan putri Joko Tarub yang bernama Dewi Nawangsih. Nah, hasil perkawinan dari Raden Bondan Kejawan dan Dewi Nawangsih inilah melahirkan Nyai Ageng Ngerang dengan nama asli Nyai Siti Rohmah Roro Kasihan atau Dewi Roro Kasihan Nyai Ageng Ngerang juga memiliki nama lain bernama Nyai Juminah dan ketika menikah dengan Sunan Ngerang atau Ki Ageng Ngerang, Nyai Juminah kemudian dipanggil dengan nama Nyai Ageng Ngerang. Sunan Ngerang sendiri adalah guru dari Sunan Muria yang mendirikan padepokan atau pondok pesantren di wilayah Ngerang, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati wilayah timur.
Silsilah Nyai Ageng Ngerang ke bawah kemudian menurunkan raja-raja Mataram Islam (Panembahan Senopati, Raden Mas Jolang, Sultan Agung) yang sampai saat ini sampai ke Keraton Kasultanan Surakarta Hadiningrat. Setelah melihat silsilah Nyai Ageng Ngerang tersebut, berkunjung ke makam Nyai Ageng Ngerang menjadi satu wisata sejarah di Pati yang perlu diteladani Makam Nyai Ageng Ngerang oleh pemerintah diresmikan pada 21 Mei 1998 dan acara haul diperingati pada 1 Suro atau tanggal tahun baru kalender Islam. Makam Nyai Ageng Ngerang terletak di sebelah selatan Kabupaten Pati, sekitar 17 km dari jantung kota Pati (alun-alun Pati) Tepat di depan pintu masuk makam Nyai Ageng Ngerang terdapat pos pendaftaran di mana pengunjung akan diminta data oleh petugas. Data tersebut biasanya hanya nama dan desa asal pengunjung. Kadang, penjaga pos pendaftaran makam Nyai Ageng Ngerang tidak meminta data. Di awal pintu masuk, pengunjung disambut dengan tulisan "Makam Waliyyulloh Nyai Ageng Ngerang Dukuh Ngerang, Tambakromo, Pati". Waliyyulloh berarti wali Allah yang menjadi sebutan populer bagi tokoh penting penyebar agama Islam pada zaman Walisongo.
Saat ini, makam Nyai Ageng Ngerang dijaga oleh juru kunci yang diambil dari Keraton Surakarta. "Makam Nyai Ageng Ngerang bukan saja menjadi bagian dari pengelolaan pemerintah Kabupaten Pati, tetapi juga langsung berada di bawah naungan Keraton Kasultanan Surakarta," ujar juru kunci Nyai Ageng Ngerang kepada reporter wisata sejarah Direktori Pati Juru kunci makam Nyai Ageng Ngerang juga mengatakan bahwa menjadi juru kunci di makam Nyai Ageng Ngerang tidak sembarangan, tetapi melalui proses seleksi yang berada di bawah pengawasan Kasultanan Surakarta. "Setiap juru kunci yang akan mengabdi di makam Nyai Ageng Ngerang melalui proses seleksi dari Keraton Kasultanan Solo atau Surakarta," tutur Sang Juru Kunci makam Nyai Ageng Ngerang Lebih lanjut, juru kunci mengatakan bahwa menjadi juru kunci harus siap tidak melakukan hubungan intim dengan istri. Sebab, katanya, menjadi juru kunci harus benar-benar suci dan menjadi juru kunci adalah pilihan hidup yang ia jalani. Menurutnya, dia juga jarang pulang ke Surakarta karena setiap hari melayani setiap peziarah atau wisatawan yang mengunjungi makam Nyai Ageng Ngerang
Pegunungan Kendeng bukan hanya terkenal dengan sumber daya buminya yang kemudian perusahaan swasta berupaya keras akan mendirikan pabrik semen di sana, wilayah pegunungan Kendeng yang terletak di Kabupaten Pati juga terdapat salah satu makam tokoh penyebar agama Islam, yaitu Nyai Ageng Ngerang yang bernama asli Siti Rohmah Roro Kasian. Oleh karena itu, wisata sejarah di makam Nyai Ageng Ngerang Pati menjadi satu destinasi wisata Pati yang mengesankan Dikatakan mengesankan karena Nyai Ageng Ngerang adalah tokoh penyebar agama Islam di tanah Pati yang memiliki perjuangan dan kegigihan yang besar dalam menyerukan syiar agama Islam di wilayah pesisir utara Laut Jawa, tepatnya di Pati, Jawa Tengah. Makam Nyai Ageng Ngerang sendiri tidak terletak persis di pegunungan Kendeng, tetapi berada di lereng pegunungan Kendeng atau kaki gunung Kendeng, tepatnya di Dukuh Ngerang, Desa Tambakromo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Indonesia.
Nyai Ageng Ngerang adalah seorang ulama wanita wali nukbah yang hidup semasa dengan Dewan Wali Songo yang menyebarkan agama islam di daerah Juwana,Lereng Muria dan daerah lereng pegunungan Kendeng Pati Selatan.Nama lengkapnya Nyai Siti Rohmah Roro Kasihan.Nyai Ageng Ngerang keturunan bangsawan kerajaan Majapahit dan mempunyai nasab dengan Nabi Muhammad Saw generasi ke 25 dari jalur keluarga Bani alawi Hadramaut Makam Nyai Ageng Ngerang terletak di pedukuhan Ngerang Desa Tambakromo kecamatan Tambakromo kabupaten Pati Jawa Tengah.Tepatnya terletak di kawasan Pati Selatan di bawah lereng Pegunungan Kendeng.Sekitar 18 km sebelah selatan kota Pati.
Makam Beliau dipelihara dan dikeramatkan serta dijaga dengan baik oleh masyarakat pedukuhan Ngerang.Dan terakhir kali makam beliau dipugar total sekitar tahun 1997 dan diresmikan pada tanggal 21 mei 1998 bertepatan dengan jatuhnya rezim presiden Soeharto Disekitar makam beliau terdapat petilasan-petilasan bersejarah Nyai Ageng Ngerang dalam menyebarkan agama islam.
Nama Pedukuhan Ngerang sendiri berasal dari kata nama sebutan beliau,karena Suami Beliau adalah seorang ulama yang berasal dari Ngerang Juwana yakni Ki Ageng ngerang I atau Syeh Muhammad Nurul Yaqin,yang disebut dengan nama Sunan Ngerang.
Silsilah Nyai Ageng Ngerang
Menurut beberapa catatan Babad Tanah Jawi,Serat Centhini dan berbagai sumber termasuk dari Keraton Surakarta hadiningrat nama asli beliau adalah Dewi Roro Kasihan .Nama lainnya yakni Nyai Siti Rohmah Roro Kasihan dan Nyai Juminah .Dan karena beliau menikah dengan Ki Ageng Ngerang maka beliau lebih dikenal dengan sebutan Nyai ageng Ngerang Beliau mempunyai tali lahir bathin dengan para sultan,para sunan dan guru besar agama yang bersambung pada Raja Brawijaya V,raja Majapahit Prabu Kertabumi yang memerintah pada tahun 1468-1478 dan pula bersambung dengan keturunan Bani Alawi Hadramaut yang mempunyai garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad Saw generasi ke 25.
Menurut Babad Tanah Jawi Prabu Kertabumi mempunyai banyak istri namun dalam catatan sejarah hanya beberapa istri yang mendapat perhatian sejarawan.Diantaranya dengan putri champa(negeri cermai)daerah kamboja dan mempunyai putra yang bernama Raden Patah,nama kecilnya jien Boen dan menjadi Raja pertama kerajaan Demak Bintoro.Dan Prabu Kertabumi yang terakhir menikah dengan Putri Wandan Kuning yang menurut sejarawan berkulit kehitaman yang berasal dari negeri Phandhan ,India.Dan dari pernikahan dengan Putri Wandan kuning inilah yang menurunkan Raja-raja di Tanah jawa Prabu Kertabumi menikahi Putri Wandan Kuning dan mempunyai satu putra yang bernama Raden Bondan Kejawan,nama lainnya Aryo Lembu Peteng dan Ki Ageng Tarub II.
Raden Bondan Kejawan dititipkan ayahnya sejak kecil di Ki Buyut Pati atau Ki Masharar.Dan setelah beranjak dewasa kemudian dititipkan dan berguru ke Ki Ageng Tarub.penitipan beliau ke Ki Ageng Tarub oleh ayahnya dengan harapan kelak keturunan Prabu Kertabumi dapat menjadi Raja yang mumpuni dan dapat beristri dengan keturunan kahyangan yang suci.Menurut Babad Tanah Jawa Ki Ageng Tarub mempunyai istri seorang Bidadari kahyangan yang bernama Dewi Nawang Wulan.Dan kemudian mempunyai satu putri yang bernama Dewi Retno Nawang Sih.Dewi Nawang Sih kemudian dinikahkan dengan Raden Bondan Kejawan/Aryo Lembu Peteng dan mempunyai 3 putra yakni:Ki Ageng Wonosobo,Ki Getas Pendowo dan Nyai Ageng Ngerang.
Berikut Silsilah Nyai Ageng Ngerang:
*Nama asli: Dewi Roro Kasihan
*Nama lain: Nyai Siti Rohmah Roro Kasihan
*Nama lainnya: Nyai Juminah
*Nama Populer di masyarakat:Nyai Ageng Ngerang.
*Suami Beliau: Ki Ageng Ngerang I atau Sunan Ngerang atau Syeh Muhammad Nurul Yaqin.
*Ayah beliau:Raden Bondan Kejawan atau aryo Lembu Peteng.
*Ibu beliau:Dewi Retno Nawang Sih.
*Kakek nenek :Prabu Kertabumi Brawijaya V +Putri Wandan Kuning
*Kakek nenek :Ki Ageng Tarub + Dewi nawang Wulan,seorang bidadari kahyangan.
*Saudara kandung:Ki Ageng Wonosobo dan Ki Ageng Getas Pendowo.
*Keturunan Nyai Ageng Ngerang sbb:
#1.Roro Kinasih atau Nyi Ageng Selo II
Putri Nyai ageng Ngerang ini menikah dengan sepupunya sendiri yakni Ki Ageng Selo (seorang legendaris si penangkap petir),kemudian bernama Nyi Ageng Selo.Ki Ageng Selo adalah keponakan dan sekaligus menantu Nyai Ageng Ngerang.Nyi Ageng Selo mempunyai 6 putri dan Ki Ageng Henis.
Ki Ageng Henis berputra Ki Ageng Pemanahan.dan Ki ageng Pamanahan berputra Raden Sutawijaya yang bergelar Panembahan Senopati Mataram.
#2.Ki Ageng Ngerang II
Ki Ageng Ngerang II mempunyai putra yakni:Ki Ageng Ngerang III,Ki Ageng Ngerang IV,Ki Ageng Ngerang V dan Pangeran Kalijenar.
Ki Ageng Ngerang III menikah dengan Raden Ayu Panengah salah satu putri Sunan kalijaga da mempunyai putra yang bernama Ki Ageng Penjawi,yang juga disebut Ki Ageng Pati karena beliau mendapat hadiah dari Raja Pajang yakni tanah perdikan Pati yang sudah berbentuk wilayah .
sedang Ki Penjawi mempunyai 2 putra yakni Waskita Jawi atau Roro Sari yang menjadi permaisuri Panembahan Senopati Sutawijaya Raja pertama Mataram Islam dan kemudian bergelar Ratu Mas.Dan yang satu lagi bernama Wasis Joyokusumo dan bergelar adipati Pragola Pati.

Sunan Pakubuwono XII adalah keturunan Nyai Ageng Ngerang generasi yang ke 18 Dan Sunan Pakubuwono XIII yang sekarang dan Sultan Hamengkubuwono X adalah keturunan Nyai Ageng Ngerang generasi ke 19.
3.Roro Nyono
kisah hidupnya menjadi dengan legenda di masyarakat Pati.Roro Nyono menikah dengan Sunan Muria.Sunan Muria merupakan salah satu murid Sunan Ngerang.
4.Roro Pujiwati
Roro Pujiwat terkenal akan kecantikan dan kesolehannya.Namun kisah hidupnya sangat tragis karena terbunuh oleh pemuda yang ditolak cintanya karena tak bisa memenuhi persyaratannyauntuk mengambil pintu kaputren Majapahit dalam semalam.
Nyai Ageng Ngerang merupakan Pepunden atau Leluhur Pati,Kesunanan Surakarta Hadiningrat dan Kesultanan Yogyakarta.Nyai Ageng Ngerang diperkirakan hidup di abad XV,masa hidup beliau sangat panjang.Masa hidup beliau sezaman dengan para sunan dan para Wali Songo.Bahkan Padepokannya sering disinggahi para sunan dan para Wali Songo.Beliau menetap dan mendirikan padepokan (pesantren) di lereng pegunungan kendeng  Pati bagian selatan tepatnya pedukuhan  Ngerang desa Tambakromo Pati.
Setiap tanggal 1 suro atau 1 muharram Haul wafat beliau selalu dilaksanakan dengan meriah dan khidmat.Banyak yang menghadiri Haul Beliau dari masyarakat setempat dan luar daerah pelosok tanah air bahkan Para Punggawa Keraton Surakarta Hadiningrat setiap tahun turut menghadiri kirab haul beliau.Dan situs makam beliau dijadikan salah satu cagar budaya dan dimasukkan didalam kalender wisata tahunan pemerintah kabupaten Pati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar